Jumat, 26 Februari 2016

Perjuangan Menuju Reuni Syazwana 2016


Di blogpost sebelumnya, saya cerita tentang keberhasilan saya dan teman-teman saya semasa Aliyah mengadakan reuni. Alhamdulillah lancar dan sukses. Tentu semua tak akan terlaksana tanpa kerja keras para panitia dan tuan rumah kece di Kota Jogja.
-------
Baca cerita sebelumnya: Reuni Syazwana 2016
-------
Reuni syazwana 2016

Dan ya, seperti yang saya bilang juga di tulisan sebelumnya, perjuangan kami untuk mewujudkan reuni ini bisa dibilang luar biasa. Terutama perjuangan kami untuk hadir di acara yang telah ditunggu bertahun-tahun lamanya itu.

Seminggu sebelum hari H, ada yang mengabarkan anaknya sakit. Minta doa supaya bisa datang ke reuni. Kemudian disusul kabar-kabar lainnya. Nadanya sama: sedang sakit. Entah teman saya sendiri, entah anaknya, atau anggota keluarga lainnya.

Saya pun tak urung ikut urun kabar. Lima hari menjelang keberangkatan, badan saya drop. Sebelumnya sudah ada tanda-tanda flu dan batuk. Saya berusaha untuk menyehatkan diri. Tapi hari Minggu itu, saya mulai meriang. Demam. Ibu saya sudah mengeluarkan ultimatum: kalau sampai tidak sembuh, saya nggak bakal dapat ijin berangkat.

Duh, gaswat ini :(.

Makanya, dari Senin sampai Kamis saya paksakan diri tetap kerja supaya saya terlihat sudah sehat. Padahal badan rasanya sudah remuk redam.

Puncaknya, dua malam menjelang berangkat, saya berusaha keras ngempet supaya tidak batuk kala tidur. Saya benar-benar tak berani mengeluarkan suara. Sampai-sampai dada saya sesak menahan desakan dahak yang mau keluar. Dan itu sungguh-sungguh menyiksa!  Tapi, bayangan ultimatum ibu saya jauh lebih menyiksa daripada batuk itu.

Alhamdulillah, setelah dua malam tersiksa dengan batuk yang menggelitik, Jumat pagi saya bisa packing dan berangkat ke Jogja pukul 09.30 pagi. Berdua Retno, kami naik motor. Tentu saya nggak boleh nyetir sama Retno, hehehe. Kami sampai Jogja pukul 13.30 dengan selamat.

Lain saya, lain pula cerita Ani. Sahabat saya yang tinggal di Kediri ini ketinggalan kereta. Bersama anak-anaknya, dia sampai stasiun tepat ketika kereta mulai jalan. Akhirnya, Ani dan anak-anak beralih naik travel dan baru tiba di Jogja tengah malam. Sementara teman-teman dari Jatim sudah tiba di hotel. Sebelumnya, teman-teman dari Jatim bagian timur memang sudah janjian naik kereta bareng-bareng. Mereka booking tiket bersamaan supaya dapat gerbong yang sama.

Ada lagi Iphi, si dokter cantik dari Jakarta. Pesawat yang seharusnya berangkat jam 6 sore delay dan baru terbang jam 7 malam. Ketika tiba di langit Jogja harus muter-muter dulu sekian lama karena ada latihan TNI AU. Walhasil pesawat baru mendarat pukul 10.30 malam dan tiba di hotel pukul 11. Phiiuuhhh!
 
cerita syazwana
Hasil nyomot dari FB Iphi :D
Cerita Desty dan Mia yang juga berangkat dari Jakarta tak kalah bikin meringis. Mereka ketinggalan pesawat. Akhirnya beli tiket baru. Sayangnya yang paling awal hanya tujuan Jakarta-Surabaya. Terpaksa diambil. Dari Surabaya ke Jogja naik travel selama 8 jam :(.  Benar-benar keliling Jawa.

Tapi yang paling sedih di antara semua adalah Tiko, Lilik, dan Irma Elly. Ketiga sahabat saya ini terpaksa tidak bisa hadir. Padahal jauh hari sudah memastikan bisa ikut.

Tiko mengabari anaknya sakit berbarengan dengan saya. Puncaknya, H-1 keberangkatan, dia kembali mengabari terpaksa tidak bisa ikut reuni karena anaknya positif kena DB dan harus diopname :(.

Begitupun dengan Lilik. H-1 juga mengabari anak dan kedua mertuanya sakit sehingga urung berangkat.  Sementara Irma Elly terpaksa membatalkan keberangkatannya karena ayahnya baru saja menjalani operasi.  Ditambah lagi tinggal dia yang serumah dengan kedua orangtuanya.

Sedih? Pasti. Lagipula dari sejak lama kami sudah membayangkan hebohnya suasana ketemuan kami.

Alhamdulillah cerita duka selama perjalanan menguap begitu saja ketika kami ketemu. Yups, reuni ini seperti menghadirkan energi baru. Capek, bete, dan grundelan selama di jalan malah menjadi cerita yang bikin kami tertawa.

Sungguh reuni ini seperti mau ketemu pujaan hati. Ada rasa H2C a.k.a harap-harap cemas. Juga tidur yang tak nyenyak di malam-malam jelang reuni. Bukan cuma saya yang merasa deg-degan. Semua merasakan hal yang sama. Ini bukan sesuatu yang berlebihan mengingat kami pernah bertahun-tahun tinggal seatap dan makan senampan bareng-bareng.

Dan semua rasa nano-nano itu terbayar lunas dalam waktu tiga hari dua malam.  Belum puas sebenarnya, karena waktunya kurang panjang. Tapi setidaknya bisa menjadi penawar rindu kami. Apalagi bisa berpose bareng-bareng seperti di bawah ini :D.
 
pose konsul
Sebagian foto per konsul. Ki-ka atas: Jabar, luar Jawa; ki-ka bawah: Jatim, Jakarta
single hepi on pose
Syazwana's single happy on pose. Saya yang mana hayoo :D
 
Perjuangan Menuju Reuni Syazwana 2016
Pose habis saresehan. Kumut-kumut rapopo :D
So, once again, makasih banyak buat Maria, sang Ibu Negara Jogja –minjem istilah Nenk Ila :D, Tya, Ida, Lastri, dan Isti yang telah berupaya semaksimal mungkin mewujudkan impian kita semua. Mulai dari bikin jadwal, mendapatkan hotel terjangkau di Jogja, hingga mencari spot wisata kece badai untuk kita semua. Semoga next time tidak kapok kalau direpotin lagi, hihihi.

Salam hangat ^_^


post signature

31 komentar:

  1. Benar-benar penuh perjuangan ya, Mbak, untuk bertemu pujaan hati, eh teman maksudnya hehe

    BalasHapus
  2. lah lah....kok ya numpak motor to mbaaakk...mbok ya naik madiun jaya gitu. jangan2 acara naik motornya jadi satu blog post lagi nih. hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahahaha, demi apalh apalah Mbak :D. Lebih praktis dan ekonomis, dan ga diburu jadwal hehe

      Hapus
  3. Serunya ya bisa mengadakan reuni.. ketemu dengan teman2 lama seperjuangan saat masa sekolah dulu..

    BalasHapus
  4. Ya ampun, sampai bela2in menahan batuk yang menggelitik :v
    Alhamdulillah terlaksana juga dan bisa hadir, ya :)

    BalasHapus
  5. Mbak iku stasiun paron cuma dilewatin, atau ada yg dari sana? Iku stasiun ku hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cuma lewat Mbak hehehe. Yg naik sepur teman2 dari Surabaya, Jombang dll. Mbak Ratna rumahe Paron? Deketlah dari Ponorogo hehehe

      Hapus
  6. Seneng ya bisa reunian, apalagi cerita2 nostalgia masa lalu :D

    keluargahamsa(dot)com

    BalasHapus
  7. Hadew..banyak yang mengalami ketidakmulusan (aiish) dalam perjalanan menuju reuni ya, Mak! Tapi perjuangan itu bisa jadi cerita yang gak akan bisa dilupakan. Betul,gak?

    BalasHapus
  8. Ha...madiun-jogja motoran??? Heroik tenan mb.. Btw, syazwana artinya opo tho mb?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe, udah biasa motoran Mbak :D.
      Nanti deh tak bikin postingan soal Syazwana hihihi

      Hapus
  9. senangnya bisa reunian sama teman-teman :)
    saya dan teman-teman insyaallah akan mengadakan reuni selepasidul fitri nanti :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mak.
      Semoga reuni nanti juga bsia berjalan sukses ya Mak, aamiin

      Hapus
  10. Masya Allah...udah batuk masih motoran ke Yogya? Makanya ibu gak ngasih ijin kalo sampai batuk ya. Tapi memang pasti dibela-belain deh kalo mau reunian, hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe, demi reuni yg dinanti sekian lama Bund ^_^

      Hapus
  11. Waaa ceritanya banyak jg ya utk reuni. Alhamdulillah terbayar ketika bertemu teman2.
    Deg-degan bacanya :)

    BalasHapus
  12. Perjuangan yang akhirnya membuahkan hasil ya, Mbak. Kebayang menahan batuk malam-malam, hmmm...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Pak. Trima kasih sdh mampir ^_^

      Hapus
  13. Seneng yah bisa reunian meski penuh perjuangan

    BalasHapus