Kamis, 26 Mei 2022

Tertawan Pemandangan di Pantai Pelang


    Sudah jadi rahasia umum bila pesisir selatan Pulau Jawa memiliki deretan pantai yang eksotik. Salah satunya Pantai Pelang, Trenggalek. Berjarak kurang lebih 60 km arah barat daya dari ibukota kabupaten Trenggalek. Sekitar dua jam perjalanan dari Ponorogo.

Huruf 'T'-nya hilang 

    Ada sedikit insiden saat saya dan teman-teman saya kesana beberapa waktu lalu. Kami sempat keblasuk sekitar 25 km. Begitu sadar, lho ini kan ke arah Pantai Pasir Putih. Akhirnya putar balik. Beruntung, rute menuju Pelang cukup bagus. Pemandangan sepanjang jalan juga tidak mengecewakan. Jadi, meskipun harus menempuh jarak yang lebih jauh gegara keblasuk tadi, tidak sampai bikin mood rusak.

    Dibanding pantai lainnya di Trenggalek maupun Tulungagung, Pantai Pelang terbilang relatif masih sepi. Pengunjungnya belum terlalu banyak. Tapi justru saya suka. Dengan begitu, kami puas menikmati keindahan alam yang tersaji di sana.

    Dengan tiket masuk delapan ribu rupiah, fasilitas yang tersedia sudah lumayan. Ada mushola dilengkapi kamar mandi, lahan parkir luas dengan pepohonan rindang, serta deretan warung kopi. Sayangnya belum ada toko oleh-oleh. Jadi pulang dari Pelang tidak bisa membawa buah tangan khas daerah tersebut.

    Destinasi pertama di Pelang adalah air terjunnya. Dari parkiran, kami jalan kaki sekitar 300 meter. Akses menuju air terjun sudah ada jalan permanen dilapisi paving block.



    Air terjun Pelang cukup cantik. Dengan latar dinding batu berwarna putih, aliran airnya cenderung seperti air mancur, tidak deras seperti kebanyakan air terjun lainnya. Jadi, bila main di bawah luncuran airnya, tidak terlalu bikin sakit di badan. Di bawah air terjun, terbentuk beberapa kolam alami. Kesemuanya dangkal dan aman untuk berenang. Pepohonan dengan akar menonjol keluar di sela bebatuan menambah eksotika lukisan alam itu. 

    Puas bermain di air terjun, saatnya menuju pantai. Kami menyusuri setapak mengikuti aliran air terjun yang bermuara ke laut.

    Oh ya, berhubung menghadap laut lepas, di kawasan pantai ini dilarang berenang ya. Meskipun begitu, kita masih bisa bermain di area pasir pantai yang basah oleh ombak yang datang. Karena jarak dari bibir pantai ke laut cukup jauh. 

    Lihat saja fotonya. Pantainya luas banget, kan?


    Hamparan pasir berwarna coklat membentang mengikuti garis pantai yang panjang itu. Di depan sana, ada batu karang besar serupa pulau yang memecah ombak, sehingga gelombang air laut tidak langsung menuju pantai. Sementara di sebelah kanan pantai, terdapat gugusan karang beserta dinding batu lumayan tinggi.  Banyak spot selfie di area ini.

    Sayangnya kami tidak sempat menikmati keelokan senja di pantai ini. Tapi dapat saya bayangkan, dengan area pantai seluas ini, pasti momen saat sang raja siang tenggelam sangatlah indah. Mungkin suatu saat nanti kami akan kembali untuk menyaksikan sunset di sini.


 

post signature 

Senin, 10 Januari 2022

Pasar Krempyeng Murah Rezeki

Tak terasa, hampir dua tahun kita hidup dalam wabah Covid-19. Tidak dapat dipungkiri, pandemi ini berdampak pada seluruh aspek kehidupan. Tak terkecuali ekonomi. Banyak usaha gulung tikar, karyawan terpaksa dirumahkan, hingga daya beli masyarakat menurun drastis.

Banyak cara yang dilakukan agar perekonomian masyarakat kembali bangkit. Salah satunya dengan mengadakan Pasar Krempyeng Murah Rezeki. Ide ini dicetuskan oleh TP PKK Kabupaten Ponorogo dengan tujuan untuk menggerakkan roda perekonomian berbasis masyarakat, terutama ibu-ibu anggota PKK desa dan kelurahan.


Pasar Krempyeng Murah Rezeki
Pasar Krempyeng Murah Rezeki Desa Tajug

Pasar krempyeng merupakan jenis pasar tradisional yang beroperasi hanya pada waktu-waktu tertentu, misalnya sepasar atau sepekan sekali dalam hari pasaran Jawa. Waktu jualan hanya beberapa jam saja. Biasanya mulai jam 5 atau 6 dan berakhir sekitar jam 10 pagi. Barang yang dijual pun tidak sebanyak pasar tradisional pada umumnya.

Pasar Krempyeng Murah Rezeki di Ponorogo mulai beroperasi hari Minggu, 9 Januari 2022 kemarin. Hampir seluruh desa dan kelurahan yang ada di Kota Reyog serentak mengadakan di wilayah masing-masing. Pasar dadakan ini dijadwalkan hadir sebulan sekali setiap hari Minggu di awal bulan. Diharapkan, dengan beroperasinya pasar ini, mampu mendorong perputaran ekonomi di wilayah desa dan kelurahan.

Dilarisi Bu Camat Siman 😄

Di kampung halaman saya, Desa Tajug, pasar krempyeng dipusatkan di Kebun Blimbing Bedali. Dengan tema ‘Festival Jajanan Pasar’, pasar krempyeng perdana di tahun 2022 dimeriahkan juga dengan senam bersama. Dipandu oleh Mbak Rini, ibu-ibu PKK serta warga setempat semangat mengikuti. Para penghobi olah tubuh di Ponorogo tentu tak asing dengan instruktur senam sekaligus penyanyi yang satu ini.

Senam bersama Mbak Rini

Sesuai dengan tema yang diusung, barang yang dijual tak jauh dari penganan jadul seperti gethuk, klepon, jenang gombloh, lontong pecel, dll. Namun bukan hanya itu, makanan serta cemilan kekinian seperti nasi ayam geprek serta risoles juga ikut meramaikan. Ada juga yang menjual aneka es dan jamu. Tak ketinggalan, jajanan kesukaan anak-anak: pentol goreng. Semua ludes terjual.

Risoles dan Pisang Aroma

Jamu Parem dan Beras Kencur

Berhubung animo masyarakat terhadap kegiatan ini cukup tinggi, rencananya pengurus PKK bersama Pemdes Tajug akan mengadakan program pemberdayaan ekonomi ini setiap hari Minggu, bukan hanya sebulan sekali. Hal ini sekaligus untuk mempromosikan Kebun Blimbing Bedali yang ke depannya diproyeksikan untuk menjadi destinasi wisata andalan desa.  


Kebun Blimbing Bedali sendiri memiliki fasilitas yang cukup untuk menunjang kegiatan warga. Ada pendopo, area senam, wahana permainan anak-anak, serta saung-saung untuk sekedar duduk menikmati keindahan alam. Berlokasi di pinggir jalan raya, tempat ini cukup mudah diakses. Ditambah pemandangan sejuk persawahan di perbukitan menambah nilai tersendiri. Hingga saat ini, banyak komunitas dari luar Tajug yang telah menikmati fasilitas taman ini. Mulai dari kelompok senam, anggota Pramuka, hingga grup pesepeda yang melintasi kawasan Bedali.

Pasar Krempyeng Desa Tajug

Semoga dengan dibukanya pasar krempyeng ini dapat membantu memulihkan ekonomi warga. Dengan demikian, program PKK dalam membantu pemerintah untuk membangkitkan ekonomi masyarakat dapat terwujud.

PKK hebat, Ponorogo bermartabat.

 


post signature

Kamis, 18 Juni 2020

Panorama Srambang nan Menawan

Liburan tahun baru lalu, saya bersama keluarga plesiran ke Srambang Park, Ngawi. Sebuah objek wisata air terjun di tengah hutan pinus Ngawi yang sedang naik daun itu.

Air terjun Srambang sebenarnya bukanlah destinasi wisata baru. Sekitar tahun 2000-an, saudara sepupu saya pernah ke sini. Tentu saja kondisinya masih sangat alami. Jalan menuju air terjun masih susah. Belum ada fasilitas memadai. Pun belum ada aneka tanaman cantik menawan hati.

Kini, Srambang sudah bersolek dan berubah jauh lebih cantik.

Minggu, 02 Februari 2020

Cegah DBD dengan Pembagian Bunga Lavender



Salah satu momok di musim hujan adalah penyakit DBD. Sudah jadi rahasia umum bila penyakit bawaan nyamuk nakal itu gampang menyebar. Terutama di negara dengan curah hujan tinggi seperti Indonesia.

Hampir setiap tahun selalu ada berita tentang penyakit DBD dari berbagai daerah. Termasuk kota kelahiran saya, Ponorogo. Bahkan tahun lalu, DBD di Kota Reyog ditetapkan sebagai KLB alias kejadian luar biasa. Pasalnya, korbannya lebih dari 170 orang dan 3 di antaranya meninggal dunia.

Selasa, 31 Desember 2019

Tilik Desa ala Bupati Ipong Muchlissoni


Pekan lalu, desa saya mendapat kunjungan Bupati Ponorogo, Bapak drs. Haji Ipong Muchlissoni. Setelah tertunda dua kali, akhirnya terlaksana juga acara tilik desa ini. Bisa dibilang tilik desa kali ini cukup istimewa. Betapa tidak, setelah 1 dekade, baru tahun ini desa saya dikunjungi Bupati kembali. Terakhir, seingat saya, saat Ponorogo masih dipimpin Bupati Muhadi Suyono.

Selasa, 08 Oktober 2019

Reaktivasi Nomer Ponsel yang Hangus



Ceritanya, saya lupa mengisi pulsa nomer ponsel saya. Hingga lewatlah masa tenggang. Dan hanguslah nomer tersebut. Saya tahunya saat beli pulsa di konter dekat rumah. Pulsanya tidak bisa masuk. Paniklah saya. Kira-kira bisa diaktifkan lagi nggak, ya?

Oh ya, saya pakai nomer Simpati dari Telkomsel. Hasil ngobrol-ngobrol sama pemilik konter, saya disarankan mengurus nomer ponsel itu ke Grapari Telkomsel. Siapa tahu masih bisa diaktifkan kembali. Toh, hangusnya baru satu hari.

Sabtu, 21 September 2019

Tajug Gumregah di Haul KRMA Mertonegoro



Bagi masyarakat Ponorogo, jelang bulan Muharram atau Suro terbilang istimewa. Kenapa? Karena ada event tahunan Grebeg Suro. Dan salah satu agenda Grebeg Suro yang paling dinanti adalah kirab pusaka.

Kirab pusaka  memang hanya dilaksanakan setahun sekali. Tepatnya di hari terakhir bulan Dzulhijjah. Atau bulan Besar kalau orang Jawa bilang. Sementara tanggal 1 Suro-nya ada acara Larung Risalah Doa di Telaga Ngebel. Sekitar 30 menit berkendara dari pusat kota.

Kirab ini biasanya mengambil rute awalan dari Kota Lama di kawasan timur Pasar Pon, melewati jalan utama, dan berakhir di alun-alun Ponorogo. Salah satu tujuan penyelenggaraan acara ini adalah untuk napak tilas perjalanan berdirinya Kota Reyog di masa lalu.

Nah, beberapa tahun belakangan ini, acara serupa tidak hanya diselenggarakan oleh Pemkab setempat. Tapi juga di sejumlah desa di wilayah Ponorogo. Memang, ada beberapa desa yang memiliki kaitan erat dengan sejarah masa lalu Ponorogo. Salah satunya kampung kelahiran saya, Desa Tajug. Hanya namanya sedikit diubah menjadi kirab budaya.