Selasa, 15 November 2016

Steak Tahu dan Steak Jamur di Angkringan Steak & Chicken


Assalamu’alaikum, Sahabat dunia maya.
Apa kabar?
Semoga semua sehat ya ^_^.

Setelah sekian bulan didera rasa malas buka laptop, hari ini saya mencoba memaksakan diri nulis lagi. Ternyata memang harus ada paksaan dari diri sendiri ya supaya mood menulis balik lagi :D.

Sebagai pemanasan, saya mau cerita yang ringan-ringan saja. Kali ini soal menu makanan yang baru saja saya nikmati.

Senin, 27 Juni 2016

Bergaya ala Hijabenka di Hari Raya

Ini adalah sebuah acara Kompetisi Blogger ShopCoupons & InvolveAsia X HB & BB. Yang diselenggarakan oleh ShopCoupons. voucher berrybenka dan voucher hijabenka disponsori oleh Berrybenka & Hijabenka.


******************************

Assalamu’alaikum, Sahabat.
Gimana kabar puasanya?

Nggak terasa, puasa Ramadhan sudah sampai di 10 hari terakhir. Artinya, kita makin dekat dengan Hari Kemenangan. Mudah-mudahan kita termasuk golongan orang yang diberi kemenangan lahir batin ya, Sahabat. Aamiin.

Ngomong-ngomong soal Hari Kemenangan a.k.a. hari Lebaran, di mana-mana hawanya sudah terasa. Nggak di dunia nyata nggak di dunia maya, semua mulai bersiap-siap menyambutnya. Toko, pasar, dan semua pusat perbelanjaan dipenuhi orang-orang yang sibuk belanja keperluan Lebaran. Ada yang beli sembako, bahan kue, kue-kue kering siap saji, dan tentu saja baju Lebaran.

Jumat, 17 Juni 2016

Terapi Ruqyah Syari’ah Massal


Assalamu’alaikum, Sahabat dunia maya.
Apa kabar?
Semoga semua diberi kesehatan serta kelancaran menjalankan ibadah puasa tahun ini ya, aamiin.

Duh, lama sekali saya nggak nengok rumah maya ini. Bulan Mei lalu benar-benar tak menyentuh blog sama sekali. Sejak April malah. Karena bulan April hanya ada satu tulisan yang muncul.

Oh ya, alasan klasik libur ngeblognya adalah kena sindrom males. Jadi, saya habis sakit. Lalu keterusan santai dan males buka lepi. Emm, jangan ditiru ya, Sahabat :D.

Kali ini saya mau cerita ringan saja. Soal terapi ruqyah syari’ah massal.

Senin, 04 April 2016

Terapi Gurah Mbah Yono


Dua hari yang lalu saya terkena batuk. Gegara kehujanan. Langsung flu. Imunitas saya memang kurang bagus. Gampang sekali kena flu. Entah karena hujan atau ketularan orang lain.

Batuk kali ini batuk berdahak tapi dahaknya nggak mau keluar. Jadinya, saya susah bernafas. Sesak. Sungguh sangat menyiksa. Selama dua hari itu saya minum teh dan jahe untuk meringankan batuknya. Tapi, sepertinya kali ini cukup bandel.

Ayah saya sudah mengajak ke dokter. Namun saya tolak. Bukan apa-apa. Saya orangnya susah minum obat. Seringnya, ketika diminumi obat malah muntah. Akhirnya obatnya nggak jadi tertelan.

Kemudian saya ingat, saat SMP dulu saya pernah melakukan gurah. Ceritanya, saat itu pengurus masjid di kampung saya mendatangkan qori’ kondang dari kampung sebelah. Beliau diminta mengajari remaja di masjid kami melantunkan ayat Al qur’an dengan lagu indah atau qiro’ah. Nah, sebelum latihan qiro’ah, kami digurah sama guru tersebut.

Awalnya saya juga nggak tahu apa itu gurah. Ternyata itu proses pengeluaran lendir dan kotoran dari paru-paru. Tujuannya supaya suara makin jernih, lantang, dan bagus.

Bukan hanya qori’ yang melakukan gurah. Profesi yang mengandalkan suara sebagai mata pencaharian utama semisal penyanyi dan pesinden juga kerap melakukan gurah.

Eits, jangan tanya keahlian saya berqiro’ah ria ya. Kenapa? Karena waktu itu saya ikut belajarnya cuma sebentar. Kalau tidak salah cuma dapat satu lagu saja. Habis itu nggak lanjut. Selain itu, saya nggak bakat, hihihi.

OK. Mari kita lanjutkan ceritanya.

Dari pengalaman gurah itu, saya berfikir dahak ini bisa juga dikeluarkan dengan cara digurah. Toh, yang dulu saya lakukan juga membersihkan daerah paru-paru. Untuk lebih meyakinkan diri, saya browsing soal gurah.

Dari beberapa artikel yang saya baca, semua menyatakan hal yang sama. Selain untuk menjernihkan suara, gurah juga bermanfaat untuk kesehatan. Terutama untuk mengatasi penyakit yang menyerang paru-paru. Mulai dari yang ringan macam flu dan batuk. Hingga yang berat seperti asma dan TBC. Makin yakin saya melakukan terapi gurah.

Atas rekomendasi teman, saya diantar ayah saya ke tempat praktik Mbah Yono. Beliau adalah ahli gurah yang telah memiliki ijin praktik resmi di Ponorogo. Alamatnya gampang dicari. Yakni di tikungan Beduri, utara kantor Kejaksaan Negeri Ponorogo yang baru.
plang alamat Mbah Yono

Sebelum terapi gurah dimulai, Mbah Yono mengajukan beberapa pertanyaan ke saya. Yang pertama soal rokok. Apa ada di antara keluarga saya yang merokok. Ayah saya yang duduk di depan Mbah Yono langsung menjawab; iya Mbah. Dalam hati saya mesem. Soalnya ayah susah  sekali dibilangi untuk berhenti merokok.

Pertanyaan berikutnya: apa saya suka ngopi, batuknya bagaimana, nafasnya bagaimana, ada suara ngik ngik apa tidak, sering kesemutan apa tidak, dan sering pegal di bagian punggung atas apa tidak.

Sambil bertanya, Mbah Yono mencatat jawaban saya. Hampir semua saya jawab ‘iya’.  Mbah Yono juga menjelaskan, prosesnya nanti 1 jam. 

Setelah itu, proses gurah dimulai. Pertama-tama, saya diminta latihan dulu. Saya disuruh tengkurap di dipan yang telah disediakan. Kepala menyentuh bangku panjang yang dilapisi busa empuk. Saya latihan bernafas melalui mulut. Di bawah, sudah tersedia ember dan kantong plastik yang siap menampung cairan dari tubuh saya.

Begitu dilihat Mbah Yono saya mampu mengikuti instruksi beliau, saya disuruh telentang. Setelah Mbah Yono berdoa, hidung saya dimasukkan cairan gurah di kedua lubangnya. Ketika cairan tersebut dimasukkan saya harus tahan nafas selama 10 detik. Lalu saya diminta menelan seperti menelan air liur dan langsung balik badan tengkurap.

Saat cairan itu masuk, rasanya panas sekali. Kata Mbah Yono bakal berlangsung sepuluh menit saja. Setelah itu akan mereda.

Begitu saya tengkurap, segera cairan keluar dari hidung dan mulut saya. Panas. Lumayan banyak lendir yang keluar dari mulut dan hidung saya. Makin lama, rasa panas tadi makin berkurang.

Selama cairan keluar, Mbah Yono terus memberi instruksi supaya saya rileks agak proses detoksifikasi berlangsung lancar. Beliau juga tak berhenti berzikir dan sesekali mengecek kondisi saya. Di tengah proses situ pula, ada sekitar 3 kali saya disuruh batuk dengan keras. Juga

Tak terasa satu jam berlalu. Mbah Yono menyuruh saya bangun dan membersihkan sisa cairan dengan tisu. Setelah itu saya disuruh memiringkan kepala ke kanan dan kiri. Sebagai penutup proses gurah, saya kembali disuruh batuk 3 kali.

Sebelum pulang, Mbah Yono memberi tahu saya bahwa ramuan gurah bekerja sehari semalam. Jadi nanti di rumah, kotoran dan lendir masih akan keluar baik lewat batuk, keringat, maupun air seni.

Setelah gurah juga ada beberapa pantangan supaya hasil gurah optimal. Terutama dari makanan dan minuman. Tidak boleh makan yang pedas dan panas, juga gorengan. Minuman dingin juga harus dihindari. Kalau untuk aktifitas, tidak ada larangan apapun.

Alhamdulillah, badan saya terasa enteng. Ngik-ngik yang sebelumnya mengganggu reda. Tapi badan masih lemas karena selama dua hari saya nggak nafsu makan. Paling tidak, sesak nafas sudah tidak menghantui tidur saya. 

Oh ya, untuk terapi gurah di Mbah Yono  tidak ada tarif khusus. Cukup bayar seikhlasnya.  Kalau kemarin saya amplopi lima puluh ribu rupiah. Untuk di sini, insyaAllah sudah pantas. Tapi mungkin beda untuk daerah lain.

Ada yang pernah gurah kayak saya?

-------------------------------
Ahli Gurah Mbah Yono
Jl. MT Haryono141 
Beduri, Ponorogo

post signature

Rabu, 30 Maret 2016

Alasan Tetap Memakai Kaos Dalam


Saya rasa, hampir semua anak di Indonesia dibiasakan satu hal yang sama: memakai kaos dalam. Atau singlet. Dari bayi hingga dewasa kebiasaan ini tetap lestari. Bahannya yang nyaman dan menyerap keringat bikin kaos dalam tetap digemari.

Tidak hanya bentuknya, warnanya pun dari masa ke masa sama: putih bersih. Memang, sekarang ada kaos dalam –terutama buat bayi dan anak-anak- yang warna-warni. Tapi tetap saja, kaos dalam warna putih jadi pilihan utama.

Senin, 21 Maret 2016

Pantai Goa Cemara Bantul


Tulisan kali ini masih seputar reuni saya bareng teman-teman Aliyah saya. Salah satu agenda yang dijadwalkan panitia adalah berwisata ke Pantai Goa Cemara.


=======================
Silakan baca cerita sebelumnya:
=======================

Rabu, 16 Maret 2016

Sahabatku Guru Ngeblog-ku


Pertama kali baca GA yang diadakan Mar Irly, otak langsung bunyi cling: harus ikut. Temanya gue banget gitu. Tentang teman ngeblog. Jadi inget orang yang paling berjasa nyemplungin saya ke dunia blogging –ehem.

Umur blog saya masih tergolong balita. Baru setahun. Ya, awal 2015 lalu saya baru bikin blog. Bisa dibilang agak telat ya kenal dunia blog. Tapi saya percaya satu hal. Nggak ada kata terlambat untuk belajar sesuatu yang baru dan memulai sesuatu yang baru pula. Never too old to learn. Bunda Yati aja semangat ngeblog. Saya yang lebih muda juga nggak mau ketinggalan donk hehehe!

Back to the topic. Pertama kali saya bikin blog itu setelah dikompori oleh sahabat saya kala di Aliyah dulu; HM Zwan. Kalau Emak Blogger pasti tahu nama ini. Saya biasa memanggilnya Haem.
 
HM Zwan
Blog-nya HM Zwan

Jaman Aliyah dulu, Haem adalah pemasok ransum gizi buat saya. Ketika jadi pengurus organisasi santri, dia bertugas di Bagian kantin. Bila ada  makanan kantin yang tersisa suka dibagi-bagi ke teman-teman. Salah satu yang menikmati makanan tersebut adalah saya. Meski sekarang berbeda pulau, Alhamdulillah kami masih bisa silaturahmi. Apalagi, suami Haem asli Ponorogo. Jadi, bila mudik ke kota reog kami masih bisa ketemu. 

Kini, ketika saya ngeblog, Haem kembali jadi penolong saya. Bedanya, bukan lagi  ransum makanan. Melainkan ransum ilmu blog hehehe!

Sebenarnya sudah sejak lama saya nanya soal bikin blog, sekitar pertengahan 2014. Saat itu saya lihat di timeline FB, Haem cukup aktif apdet blog. Tapi ya sekedar tanya. Mungkin dia sampai bosan. Ini orang cuma tanya tapi kok nggak ada aksinya hihihi! Setelah berkali-kali tanya, akhirnya eksekusi juga di bulan Januari tahun lalu.

Tapi, bukan berarti saya berhenti bertanya. Begitu blog jadi, Haem tetap saya todong dengan banyak pertanyan hahaha! Piss Haem :v. Dari hal yang remeh-temeh seperti gimana bikin ini, gimana bikin itu, sampai yang bikin pusing pala Barbie :D. Beruntung saya punya sahabat sebaik Haem. Nggak bosen-bosennya si Ibu baru ini meladeni pertanyaan saya soal blog.

Bisa dibilang, Haem ngajari saya bikin blog dari nol. Mulai dari bikin template, ngasih label untuk tiap tulisan, pasang beberapa widget penting, dll dsb. Sungguh, saya sangat gaptek soal printilan blog saat itu. Sampai sekarang pun masih hahaha! Tapi paling tidak, sudah ada peningkatan sedikit demi sedikit. Alhamdulillah.

Bukan hanya itu. Haem selalu berbagi info apa saja tentang blog ke saya. Ya lomba, ya giveaway, ya tips-tips lainnya. Semua-muanya. Termasuk kalau ada artikel yang berisi ilmu blogging.

Haem juga tak segan memberi tips fotografi buat blog sama saya. Soal fotografi, sahabat saya ini memang jago. Buktinya, banyak teman blogger yang nanya trik bikin foto cantik di blog. Dan memang, setiap foto yang dia upload selalu kece badai halilintar :D. Sayangnya sampai saat ini hasil foto saya masih jauh panggang dari api, ihicks. Saya harus belajar lebih keras lagi buat bikin foto sebagus punya Haem.

Satu lagi aksi nyata yang dilakukannya adalah dia bikin header buat blogger nyubie ini. Jadi, header unyu di blog saya ini adalah karya Haem. Baik banget kan dia?

Intinya, Haem bukan sekedar teman berbagi dalam ngeblog. Lebih dari itu, dia adalah guru alias mentor saya. Dia juga yang ngoyak-oyak dan menyemangati saya kalau lagi melempem atau lama nggak apdet blog. She the best, indeed.

So, lewat GA ini, sekali lagi saya ingin bilang terima kasih buat Cik Gu Haem buat racun positifnya *sungkem. Jujur, saya senang sekali nyemplung jadi blogger –meski masih abal-abal karena jarang apdet hihihi! Saya jadi tambah banyak ilmu, banyak teman juga.

Semoga blog Cik Gu makin berkah. Semoga pula ke depan makin bisa mengikuti keeksisanmu di dunia bloging –ihirr eh aamiin.  

 ********************************
Tulisan ini diikutkan dalam Irly & Diah's GA Collaboration: Teman Nge-Blog

Irly Diah's GA Collaboration
post signature 
 

Jumat, 26 Februari 2016

Perjuangan Menuju Reuni Syazwana 2016


Di blogpost sebelumnya, saya cerita tentang keberhasilan saya dan teman-teman saya semasa Aliyah mengadakan reuni. Alhamdulillah lancar dan sukses. Tentu semua tak akan terlaksana tanpa kerja keras para panitia dan tuan rumah kece di Kota Jogja.
-------
Baca cerita sebelumnya: Reuni Syazwana 2016
-------
Reuni syazwana 2016

Dan ya, seperti yang saya bilang juga di tulisan sebelumnya, perjuangan kami untuk mewujudkan reuni ini bisa dibilang luar biasa. Terutama perjuangan kami untuk hadir di acara yang telah ditunggu bertahun-tahun lamanya itu.

Rabu, 24 Februari 2016

Reuni Syazwana 2016


Reuni Syazwana 2016

Bulan Januari lalu, akhirnya saya dan teman-teman semasa Aliyah berhasil mengadakan reuni. Setelah 13 tahun berpisah, kesempatan untuk temu kangen itu datang.

Berawal dari celutukan dan obrolan di grup WA kami di bulan Oktober 2015, tercetus untuk segera merealisasikan ide reuni yang telah lama jadi wacana. Setelah beberapa hari centang centing rapat di grup, dihasilkan keputusan bersama: reuni dilaksanakan di kota Jogja tanggal 23-24 Januari 2016.

Kota Jogja dipilih karena posisinya di tengah-tengah. Yang di Jatim nggak terlalu ke barat, yang di Jabar dan Jakarta tidak terlalu jauh perjalanannya ke timur. Meski sebenarnya yang datang bukan hanya dari Pulau Jawa. Tapi juga dari Sumatra, Ambon, Sulawesi, dan Papua.  

Ya, teman-teman Aliyah saya bisa dibilang berasal dari seluruh Indonesia. Kami disatukan di sebuah lembaga pendidikan berbasis agama di kampung halaman saya, Ponorogo.

Fyi, setiap angkatan yang lulus dari almamater kami pasti memiliki nama persatuan. Dan nama persatuan angkatan kami adalah Syazwana. Kok namanya sama? Iya, nama belakang yang saya pakai itu merujuk nama angkatan kelulusan saya, hehehe. 

Sembari memilih lokasi reuni, dibentuklah panitia. Alhamdulillah, ketika diusulkan kota Jogja, teman-teman yang tinggal di kota gudeg itu bersedia ketiban sampur  jadi panitia sekaligus tuan rumah. Yeayyy, makasih Maria, dkk.

Ternyata, perjuangan untuk datang ke reuni luar biasa. Banyak hal terjadi menjelang keberangkatan kami ke Jogja. Nanti bakal saya ceritakan di blogpost berikutnya.

Dan tibalah hari yang ditunggu-tunggu. Sesuai jadwal dari panitia, kami datang ke kota istimewa itu hari Jum’at, 22 Januri 2015. Saya berangkat dari Ponorogo berdua dengan teman saya, Retno. Kami mengendarai sepeda motor seperti rencana awal kami. Saat itu sebenarnya saya masih kurang fit. Tapi, saya tetap nekat. Momen reuni ini entah kapan bakal ada lagi. Makanya, apapun keadaannya sebisa mungkin diusahakan datang.

Juma’t malam, hampir semua peserta sudah tiba di hotel tempat kami menginap. Senengyaaa ketemu sahabat lama :D. Oh ya, kami menginap di Hotel Sunarko, di Jalan Parangtritis. Sementara, masih ada beberapa yang baru tiba esok paginya.

Reuni kali ini cukup seru buat saya. Karena bukan hanya kami partisipannya. Selain anak-anak dan para suami dari teman-teman saya, anggota keluarga lainnya juga ikut. Ibunya Dwian, Titin, Deank, Tantenya Deank, dan adiknya Santy nggak ingin ketinggalan.

Agenda pertama reuni adalah berwisata ke Pantai Gua Cemara, Bantul. Pantai ini relatif baru. Bukan baru ada pantainya ya. Tapi baru dibuka untuk wisata. Pemandangannya cantik. Cocok bagi yang suka selfie. Cerita detail keindahan Pantai Gua Cemara ini bakal saya tulis terpisah. Tunggu yaa ^_^

Welfie sebelum ke pantai
Welfie dulu sebelum ke pantai. Tapi saya nggak ikut ihicks :(

 
keseruan di bis menuju pantai
Sebagian keriuhan di bis
Di pantai cantik ini, kami mengadakan permainan yang sangat seru. Kami berkumpul di pendopo. Dipimpin oleh Choirun Nisa yang memang jago bikin hidup suasana, semua bergembira. Selesai bermain dan lomba, kami menuju pantai.  
gembira di pantai
Keseruan di pantai Goa Cemara

Puas bermain di pantai, kami melanjutkan perjalanan ke kota. Tujuan kami berikutnya adalah Taman Pintar dan Malioboro. Datang ke Jogja memang kurang lengkap tanpa ngubek-ngubek pusat belanja itu. Setelah capek belanja-belanji, kami balik ke hotel sekitar jam 4 sore. Kami harus menyimpan tenaga karena nanti malam masih ada acara lagi.

Habis isya’, kami berkumpul di aula hotel. Bukan aula sebenarnya. Hanya space luas di depan kamar. Tapi itu sudah cukup buat kami. Yang penting ngumpul bareng. Agendanya saresehan. Kami ngobrol santai membicarakan agenda angkatan yang telah dan akan kami lakukan. 
Suasana saresehan
Suasana saresehan
saresehan Syazwana
Hanya di acara Syazwana, MC on duty sambil momong anak :D -piss Nenk :V
saresehan Syazwana
Ibu Nyai Azmi Nadia, qori'ah andalan Syazwana sepanjang masa ^_^
Momen yang paling mengharukan adalah ketika kami menyanyi lagu mars dan hymne pesantren. Semua larut menghayati syair-syair indah itu. Bahkan saking terharunya, sampai ada yang menangis. Puk puk puk, Hanim :P.

Momen mengharukan berikutnya, ketika selesai saresehan kami saling berjabat tangan dan berpelukan satu sama lain. Saya sudah tidak bisa menahan diri. Nangis mewek setiap memeluk teman-teman saya satu persatu. Inilah saudara-saudara saya. Tidak dilahirkan dari rahim yang sama, tapi cinta kami sama. I love you so so so much, Zwans.

Tapi, ada pula saat yang bikin gelak tawa, yakni saat kami tukar kado. Jauh-jauh hari memang disepakati, saat reuni harus bawa hadiah senilai Rp.10.000,-. Tidak boleh lebih. Dan harus dibungkus koran.
tukar kado
Dapat kado apa?
Maka, saat masing-masing buka kado, kehebohan segera menyeruak. Bagaimana tidak, kado yang diterima macam-macam. Ada yang dapat wadah bumbu, cempal, uang tunai, pulsa, baskom plastik, hingga CD a.k.a underwear! Ups :P. 
tukar kado
Cewek paling kece dapet kado paling kece pula hihihi. Hayoo apa kadonya?? -sensor ya Deaankk
tukar kado
Bankir dapet kado uang. Cocok! :D
tukar kado
Gegara bingung nyari kado, akhirnya dikado pulsa hahaha

Memang ketentuan harga sepuluh ribu rupiah agak menyulitkan teman-teman terutama yang tinggal di Jakarta dan kota besar lainnya. 10 ribu dapat apa? Tapi bagi yang tinggal di kota kecil macam saya dan beberapa lainnya, bisa lebih gampang mencari benda senilai harga tersebut. Termasuk CD sepuluh ribu dapat tiga hahaha!

Namun apapun kado yang kami dapat, kami hepi sehepi-hepinya. Meski formasi tidak lengkap karena sebagian tidak bisa hadir, tapi reuni ini setidaknya mengobati kerinduan kami satu sama lain.

Last but not least, terima kasih banyak buat Maria, Tya, Ida, Lastri, dan Isti yang telah menjamu kami dengan sangat istimewa. Telah bikin reuni yang sangat berkesan. Kalian semua keren –kiss kiss kiss. Terima kasih juga buat para suami panitia dan keluarganya yang selama dua bulan merelakan perempuan-perempuan hebat itu sibuk sendiri demi persiapan menyambut kami.

Semoga kita bisa ketemu lagi di reuni yang akan datang, aamiin. 
post signature