Senin, 31 Agustus 2015

Kemeriahan Pawai Pembangunan Ponorogo 2015


Masih rajin nulis event yang ada di kampung kelahiran saya nih.

Kemeriahan Agustus ternyata belum berakhir. Jadi, Jum’at tanggal 28 kemarin, masih ada pawai pembangunan. Penyelenggaranya Pemda Ponorogo. Tiap tahun, pawai ini memang tidak pernah absen dari agenda Agustusan. Dan sepertinya ini menjadi event terakhir dari seluruh rangkaian acara di bulan Agustus tahun ini.

Berhubung hari Jum’at ada jadwal les di bimbel tempat saya freelance, maka jadwal yang seharusnya dimulai jam setengah tiga sore dimajukan setelah pulang sekolah. Jadilah, anak-anak dari sekolah langsung ke bimbel. Karena biasanya, bila ada event seperti ini jalanan macet. Lagipula anak-anak pasti merengek pengen nonton (gurunya juga hihihi).

Pawai pembangunan ini rutenya start dari pendopo alun-alun, kemudian ke arah timur melalui Jalan Jendral Soedirman hingga perempatan Jeruksing dekat rumah saya,  belok kiri ke arah Pasar Pon, kemudian Jalan Batoro Kaong lurus ke barat hingga perempatan Tambakbayan, dan berakhir di pendopo alun-alun lagi.

Jam dua siang jalanan sudah mulai ramai saat saya pulang lewat perempatan Jeruksing. Tapi belum ada tanda-tanda kemunculan kendaraan peserta pawai. Hemm, bisa pulang dulu nih, batin saya. Soalnya saya harus bawa pulang lauk buat ibu saya.

Jam tiga kurang, setelah sms tanya posisi Bulik saya yang sudah berangkat duluan nganter anaknya, saya berangkat ke perempatan Jeruksing. Seperti yang saya duga, parade pawai belum sampai sini.

Hampir setengah empat sore raungan sirine mobil polisi terdengar. Artinya kendaraan pawai sudah mendekati jalan tempat saya dan Bulik saya nonton. Bersama`warga lain yang semula duduk-duduk di depan toko orang, kami segera merapat ke jalan.

Pantesan sampai sini sudah sesore ini. Mobil-mobil peserta pawai jalannya sengaja diperlambat, mungkin sekitar 5 s/d 10 km/jam. Tujuannya tidak lain supaya warga bisa melihat dan menikmati pawai ini.

Yang khas dari pawai pembangunan adalah mobil-mobil yang dipakai dihias di sana-sini. Semuanya kreatif. Ada yang bikin model perahu. Ada yang bikin seperti rumah. Dan masih banyak lagi. Para peserta berlomba untuk menampilkan yang terbaik.   

Ada puluhan peserta yang meramaikan pawai pembangunan. Yang saya share di sini hanya sebagian saja. Ada yang dari lembaga pemerintahan, seperti berikut ini.



Lembaga pendidikan pun tak ingin kalah. Sebagian besar SD, SMP, SMA di Ponorogo ikut memeriahkan event tahunan ini.



Selain itu, beberapa perusahaan dan lembaga keuangan yang ada di Ponorogo juga tidak mau ketinggalan.

Satu lagi. Komunitas waria yang ada di kota reyog pun tidak ingin absen dari kemeriahan pawai ini. Mereka berdandan ala putri keraton yang bikin penonton tertawa karena tingkah lucu mereka :D.

Gimana dengan pawai pembangunan di kota teman-teman? Meriah juga kan?

post signature

Pagelaran Kirab Budaya Daerah Ponorogo VIII


Bulan Agustus bisa dibilang salah satu bulan istimewa bagi Kota Ponorogo. Bukan hanya karena ada peringatan tujuhbelasan ya. Tapi, kampung halaman saya ini lagi punya gawe peringatan hari jadinya. Tahun ini, kota reyog ini usianya sudah 519 tahun. Lumayan sepuh memang. Karena kabupaten Ponorogo berdiri saat masih jaman kerajaan dulu.

Bulan istimewa lainnya bagi Ponorogo adalah bulan Muharram atau Syuro. Tapi sekarang saya pengen ngomongin ulang tahunnya saja. Lain kali ngomongin gawe di bulan Syuro yang lebih seru.

Ponorogo ultah tepatnya tanggal 11 Agustus, merujuk pengangkatan Batoro Katong sebagai adipati/bupati pertamanya. Nah, setiap tahun, banyak sekali kegiatan yang diadakan untuk memeriahkan hari jadinya.

Tahun ini pun begitu. Ada pemilihan Thole Gendhuk alias Duta Wisata Cilik, parade reyog yang menghadirkan lebih dari 200 reyog di alun-alun, festival reyog mini, pameran indsutri kecil dan tanaman hias, lomba karawitan pelajar, hingga parade atau kirab budaya.

Sayangnya, hampir semua kegiatannya berlangsung sore hingga malam dan berbenturan dengan jam kerja saya. Jadinya, saya tidak bisa menyaksikan pagelaran istimewa itu, hickzz...

Untungnya (masih merasa beruntung :P), masih ada salah satu kegiatan yang bisa saya ikuti: kirab budaya. Inipun saya bisa nonton gegara memaksakan diri libur demi menemani saudara saya yang lagi mudik XD (padahal dalam hati seneng banget bisa nonton hihihi).

Jadinya, hari Minggu jelang ashar, 9 Agustus lalu, kami meluncur ke Jalan Baru atau Jalan Suromenggolo. Menurut info, parade bakal melewati rute ini. Begitu sampai Jalan Baru, penonton sudah mulai berjubel. Tapi parade yang ditunggu belum muncul-muncul.   

Akhirnya, hampir jam setengah empat parade budaya ini muncul di rute Jalan Baru. Diawali kemunculan perempuan cantik berdandan ala Srikandi kerajaan lengkap dengan kuda sebagai tunggangannya. Disusul barisan pembawa spanduk bertuliskan Gelar Budaya Daerah VIII. Ya, parade ini sudah berlangsung ke-delapan kalinya. Bukan hanya diikuti oleh komunitas seni dan budaya dari dalam kota saja. Ada pula utusan dari beberapa daerah di Jawa Timur.


Seperti tahun ini, perwakilan Probolinggo menampilkan kesenian Jaran Bodhag. Sementara, dari Pulau Madura  menampilkan iring-iringan orang dengan kostum khas Madura.

Sebagian peserta utusan daerah lain
Tak mau kalah dengan utusan daerah lain, komunitas seni dan budaya Ponorogo menampilkan ragam keseniannya. Selain reyog yang jadi kesenian utama, ada iring-iringan tarian masal dari pelajar. Ada pula kesenian gajah-gajahan dan kesenian unta-untaan yang sedang ngehits ini.



Di ujung barisan, ada yang kejutan istimewa dari parade budaya tahun ini. Beberapa peserta tampil dengan kostum ala fashion carnival yang lumayan keren seperti berikut ini.

Kostum ala fashion carnival
Jadi, saya tidak begitu menyesal bela-belain libur ngajar demi kirab budaya ini kan :D.

Sampai jumpa di cerita berikutnya yaa ^_^


Serunya Car Free Day Ponorogo


Assalamu’alaikum, teman-teman. Apa kabar?

Ada yang kangen sama saya nggak? *disambit pecel XD.

Akhirnya, setelah sebulan lebih nggak nulis, jadi juga bikin tulisan ini. Yang ringan saja dulu yaa :).

Oh ya, meski bulan Syawal telah lewat, saya tetep ingin menyampaikan mohon maaf lahir batin. Semoga kita masih bisa ketemu Lebaran tahun depan ya teman-teman, aamiin.

Well, seperti judulnya, kali ini saya mau cerita tentang keseruan Car Free Day di kota saya. Bisa dibilang kegiatan CFD ini relatif masih baru bila dibanding kota-kota lain. Dan diadakannya di Jalan Baru.

Jalan Baru? Yup. Namanya resminya Jalan Suromenggolo. Tapi kami orang Ponorogo biasanya menyebut lokasi CFD itu dengan sebutan dalan anyar atau jalan baru.

Sebenarnya tidak baru banget. Karena sudah ada dari beberapa tahun lalu.  Tapi karena jalan yang menghubungkan Jalan Ir. Djuanda ke GOR Singodimedjo ini dibuat baru dengan membelah area persawahan, dan sebelumnya belum ada jalan, maka sampai sekarang orang-orang suka menyebutnya dalan anyar.

Kembali ke soal CFD. Seperti kota lain, CFD di Ponorogo diadakan setiap hari Minggu. Mulai jam 5  hingga jam 08.30 pagi, Jalan Baru ditutup untuk kegiatan ini.

Seru? Pasti. Meski tak seheboh CFD Solo yang pernah saya datangi, paling tidak CFD Ponorogo ini bisa jadi alternatif hiburan dan olahraga di Minggu pagi. 

Karena banyak yang datang, banyak pula yang jualan. Ada aneka makanan dan minuman, mulai yang buat sarapan seperti bubur ayam, soto, dan pecel. Serta susu segar dan aneka jus. Juga jajanan ringan macam cilok dan siomai. Semua menggoda dan ngawe-awe ingin dibeli.

Sebagian ragam jejualan di CFD

Ada pula yang jualan baju, kerudung, kerajinan, boneka, dan masih banyak lagi barang kesukaan kaum perempuan. Tak ketinggalan ajang permainan anak-anak macam odong-odong dan kolam pemancingan ikan.

Aneka permainan anak-anak

Yang tak kalah seru adalah senam masal yang diadakan untuk para pengunjung CFD secara gratis. Instrukturnya dari kalangan professional persenaman (hallaah XD). Yang ikut mulai dari remaja hingga usia senja. Musik yang diputar mengiringi senam benar-benar bikin badan ingin goyang. Jadilah semua semangat mengikuti irama musik dan gerakan instrukturnya.

Senam massal gratis

Seperti Minggu lalu saat saya diajak sepupu saya CFD-an ala Ponorogo. Setelah sarapan bubur ayam, berempat dengan si dedek anaknya sepupu plus ibunya sepupu, kami bergegas ke CFD. Suasananya lumayan ramai. Ada yang ikut senam. Ada juga yang sekedar jalan-jalan.

Ada lagi yang merubungi stan baju. Kebanyakan kaum perempuan, termasuk kami (teteup :D). Tak sedikit yang nongkrongin penjual makanan dan minuman. Semua asyik menikmati Minggu pagi di arena CFD.

Tak ketinggalan keponakan saya yang belum genap  tahun itu heboh merengek sambil nunjuk mainan. Akhirnya, setelah selesai belanja ini itu, saya berdua dedek ngetem di tempat odong-odong karena si dedek belum mau diajak pulang. Padahal sengatan matahari sudah mulai terasa *tsaahh. Sementara sepupu saya dan ibunya lanjut belanja souvenir reyog yang jaraknya beberapa meter dari odong-odong.

Matahari sudah agak tinggi saat kami berhasil membujuk dedek untuk diajak pulang. Tangan kami masing-masing bawa tentengan. Datang ke CFD kali ini membawa pulang 3 kaos, bros buat kerudung, dan bantal besar untuk nonton TV. Juga souvenir reyog dan bebek mainan buat dedek. 

Secara keseluruhan, CFD di kota saya ini sudah cukup oke menurut saya. Cuma tempat parkirnya yang belum begitu teratur terutama untuk roda dua yang bisa parkir di mana saja di dalam area CFD. Jadi CFD ini belum benar-benar bebas kendaraan. Kalau parkir mobil memang di luar area.  Tapi lumayanlah, daripada tidak ada kegiatan ini sama sekali :D.

Lain kali, saya pengen ikut senam gratis kalau ke CFD lagi. Mau ikut? Datang ke Jalan Baru eh Jalan Suromenggolo yaa ^_^.


post signature