Jumat, 01 Januari 2016

Merry dan Leukimia


Melanjutkan postingan saya sebelumnya, sekarang saya akan bercerita tentang sakitnya Merry berdasarkan kisah dari Ustadzah Yuli, pengasuh pesantren tempat Merry mengabdi serta dari suami Merry.

Sekitar lebaran 2015 lalu, Merry sakit batuk. Lumayan lama dan tak sembuh-sembuh meski sudah ke dokter. Merry juga tampak pucat. Tapi Merry tetap semangat bekerja, tak memperlihatkan kalau dia sedang sakit.

Sekitar dua bulan sebelum meninggal, Merry kembali sakit. HB-nya turun drastis dan harus transfusi darah. Saya rasa, saat itulah dia mengabarkan kepada kami melalui WA kalau dia sedang sakit di rs. Tapi dokter belum bisa mendiagnosa apa penyakitnya. Dia minta doa dari kami untuk kesembuhannya.

Sebulan kemudian, Merry dirujuk ke rs di Semarang guna pemeriksaan lebih lanjut. Dari sampel sum-sum tulang belakang Merry, baru diketahui bila dia mengidap leukimia. Dan penyebarannya sudah 76 %. Saat itu juga, Merry mendapat jadwal kemo yang pertama. Tapi, seperti yang pernah saya ceritakan sebelumnya, kondisi fisik Merry sangat baik. Tak tampak dia sedang mengalami sakit berat. Hanya wajahnya yang pucat yang menandakan dia sedang tidak enak badan. Selebihnya seperti orang sehat kebanyakan. Dokter yang menanganinya sampai kagum terheran-heran. Baru kali ini ada pasien kanker seperti Merry. Allahu Akbar!

Setelah menjalani kemo pertama, Merry kembali ke Pati. Sepulang dari kemo itu, menurut suaminya, Merry masih bisa melakukan aktifitas rumah tangga seperti menyapu dll. Duh, Gustii ... bagaimana mungkin orang habis kemo masih bisa nyapu? Saya benar-benar tak habis pikir. 

Akhirnya, di hari Kamis (19/11), Merry kembali drop. Diawali dengan ambiennya yang kambuh. Saya tidak tahu persis sejak kapan Merry memiliki riwayat ambien. Biasanya, kata suaminya, bila kambuh, 30 menit – 1 jam sudah sembuh. Namun hari itu, obat ambien biasanya tidak mempan. Sariawan sebagai efek dari kemo juga cukup parah. Akhirnya dibawa ke dokter yang menanganinya dulu.

Tapi hari itu kondisi Merry sudah memburuk sehingga oleh dokter langsung dilarikan ke rs. Di sana Merry langsung mendapat transfusi. Puncaknya, hari Sabtu, Merry masuk ICU karena keadaannya semakin kritis. Ibu dan saudara-saudaranya dari Bojonegoro sudah datang.

Saat di ICU itu, Merry masih dalam keadaan sadar. Bahkan Merry masih sempat menitip pesan ke ibunya supaya ikhlas bila dia pergi. Sementara kepada suaminya Merry berpesan untuk membayar hutang-hutangnya dengan tabungan Merry sendiri. Masya Allah ... saat kritis pun dia masih mengingat kewajibannya. Akhirnya, Minggu (22/11), sekitar pukul 10 pagi Merry menghembuskan nafas terakhirnya. Inna lillahi wa inna ilaihi roojiuun.

Bagaimana bisa Merry terkena leukimia? Bagaimana tanda-tandanya?

Suami Merry lanjut bercerita. Sudah sejak lama Merry mengeluh suka merasa panas di badan. Tapi ketika disentuh, suhu badannya normal-normal saja. Sepertinya bagian dalamnya yang panas. Makanya, Merry suka tiduran di lantai tanpa alas atau bersandar ke dinding untuk mencari hawa dingin.  

Ternyata menurut dokter yang merawat Merry di Semarang, itu adalah tanda-tanda atau gejala kanker. Berhubung saat itu Merry dan suaminya tidak tahu, maka cukup dianggap angin lalu. Saya pun baru tahu soal ini dari cerita suami Merry. Saya juga tidak tahu persis semua jenis kanker mengalami gejala ini atau hanya leukimia saja. Mungkin pembaca bisa memberi info lebih lanjut.

Selain itu, Merry juga sering sariawan yang cukup parah. Tidak hanya satu dua lubang sariawan, tapi banyak lubang di mulutnya.

Sangat dimungkinkan bibit penyakit itu sudah lama ada dalam diri Merry. Sebab ketika diketahui, penyebarannya sudah mencapai 76 %; cukup parah. Bisa jadi sejak kami masih sekolah karena saat itu Merry sering kena darah rendah dan sariawan.

Dan seperti kasus kanker pada umumnya, hampir semua diagnosa diketahui ketika sudah mencapai stadium lanjut. Sama seperti yang dialami Merry. Sayangnya, upaya penyembuhan Merry harus menyerah pada takdir yang tersurat.

Merry memang istimewa. Bukan hanya di mata kami, tapi juga di mata Pemilik-nya, in shaa Allah. Bila Merry tak istimewa, tentu perjalanan Merry menjemput ajal tak seindah itu. Bagaimana dia diberi sakit yang sama sekali tidak bisa dibilang ringan tapi seolah-olah tidak seperti orang sakit. Juga kesadaran dan kegigihannya untuk tetap menjalankan rutinitas tahajudnya saat dia masih dalam proses kemo. Dari sini saya yakin, Merry menutup mata dengan khusnul khatimah, in shaa Allah.

Hidup Merry memang singkat. Namun perjalanan hidupnya yang singkat itu menjadi inspirasi untuk kami yang dtinggalkannya. Bahwa ajal bisa datang kapanpun di manapun kepada siapapun. Maka hanya amal dan perbuatan kitalah yang akan menunjukkan, apakah kita akan menutup usia dengan khusnul khatimah atau sebaliknya.

Selamat jalan, saudaraku tersayang. Allah menyayangimu lebih daripada kami. Semoga engkau mendapat tempat termulia di sisi-Nya

Terima kasih pula telah mewarnai hari-hari kami. Mudah-mudahan kami bisa mengikuti jejakmu, menjadi manusia yang lebih baik lagi sehingga kita bisa bertemu lagi di jannah-Nya nanti, aamiin. Doa kami akan selalu terucap untukmu.

Allahummaghfirlaha warhamha wa’aafiha wa’fu ‘anha, aamiin yaa robbal ‘aalamiin. 

 ************************************************
Silakan baca juga: Kabar Duka #1
                            Kabar Duka #2
                            Tentang Merry
                            Takziyah ke Pati

post signature

61 komentar:

  1. hmm...aku jadi terkenang adikku almarhum yg terkena kanker nasofaring stadium empat.. Penyakit kanker memang beragam jenis dan macamnya.. Sebelum terlambat kudu intens pemgobatannya dan jangan pernah lelah utk berobat..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Innalillahi. Semoag beliau juga mendapat tempat terbaik di sis-Nya ya Mak, aamiin

      Hapus
  2. Kisah Mbak merry ini mengingatkan saya dengan almarhum ibu pemilik panti asuhan di kampung suami. Sakit kanker payudara tapi sama sekali tidak nampak sakit dan tidak banyak yg tahu. sampai akhirnya meninggal.

    semoga Mbak merry mendapat tempat terbaik disisinya. Amin.....

    BalasHapus
  3. Semoga kita yang masih hidup bisa mengambil hikmah dari kisah hidupnya Merry

    BalasHapus
  4. Leukimia memang menjadi salah satu perenggut nyawa yg cukup banyak y mb vhoy di negeri ini..
    Semoga merry bisa tenang sekarang,..ikut sedih kalo denger kisah kyk gini

    BalasHapus
  5. Ehm...gejala kecil kadang membuat kita abai yaa mbak...seperti mengira panas dalam tapi kenyataannya ada gejala kanker...in sya Allah Merry sudah tenang mbak, sudah tidak merasakan sakit lagi :(

    BalasHapus
  6. aku juga punya sepupu laki2 yang menderita lekeumia inih. saat terdeteksi sdh stadium tinggi..tak banyak yang bs kami lakukan untuk almarhum. karena cepat sekali sel kanker mengalahkannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Innalillahi
      Semoga beliau mendapat tempat termulai di sisi Allah ya Mak Ophi, aamiin

      Hapus
  7. semoga Merry ditempatkan di SurgaNya,amin..
    Alfatihah untuk Merry..

    BalasHapus
  8. Sedih baca cerita Merry. Semoga almarhumah ditempatkan di surga-NYA, aamin.
    Leukemia kadang sulit terdeteksi, kadang dikirain cuma sakit batuk biasa padahal itu sudah petunjuk. Mari kita jaga kesehatan.

    salam,
    http://alrisblog.wordpress.com

    BalasHapus
  9. Sedih banget bacanya. Semoga Merry mendapatkan tempat terbaik disisiNya ..

    BalasHapus
  10. :(((((
    innalillahiwainnailaihi rojiun...:"( selamat jalan merry...:"(

    BalasHapus
  11. takut ama kanker ini :(.. dtgnya selalu tiba2 kdg... tau2 udh stadium 4.. cm masalahnya, org yg hidup sehat aja ttp bisa terkena penyakit ini ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Fanny. Mesti waspada sama gejala yg keliatan sepele ya

      Hapus
  12. Sedih bacanya, Mba.
    Btw makasih lho info gejala kanker itu.

    Sy dulu srg bgt sariawan klo pas mau ujian atau banyak kerjaan.
    Alhamdulillah, skrg udh ga pernah lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah
      Semoga terhindar dri penyakit ya Mbak

      Hapus
  13. Semoga kita di jauhkan dari penyakit2 mematikan mbak... Klo pun sakit, yang biasa- biasa aja. Semoga panjang umur...

    BalasHapus
  14. semoga kita selalu di jauhkan dari penyakit yang mematikan ya mbak

    BalasHapus
  15. Ghirah ibadah Almarhum tetap tinggi ya MakSist..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Maksist, bener2 bikin malu hati kalo liat ghirah ibadahnya

      Hapus
  16. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, semoga khusnul khotimah...

    BalasHapus
  17. Innalillaaah... Semoga Mba Merry tenang di sana

    BalasHapus
  18. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun...
    Allahummaghfirlaha warhamha wa’aafiha wa’fu ‘anha, aamiin yaa robbal ‘aalamiin.
    Smg khusnul khotimah....

    BalasHapus
  19. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun... Iya Mbak, ceritanya menginspirasi sekali. Tetap kuat meski sakit, saya share ya Mbak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahlahmdulillah kalo menginspirasi.
      Monggo Mbak ^_^

      Hapus
  20. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun... Iya Mbak, ceritanya menginspirasi sekali. Tetap kuat meski sakit, saya share ya Mbak...

    BalasHapus
  21. Inalilahi semoga diberi tempat terbaik di sisi NYA

    BalasHapus
  22. Makasih mba vhoy sdh nulis ini, jadi sadar sy yg sehat aja,srg malas sholat malam,lupa kl Allah bisa mengambil nyawa kita kapan sj

    BalasHapus
  23. Ya Allah...semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah si Merry dan selalu bersyukur dengan rezeki sehat....

    BalasHapus
  24. Memang kanker sering ketauannya terlambat ya.. bersyukur bgt yg bs tau kankernya sejak dini bs lebih giat berjuang.. mudah2an kita semua yg disin disehatkan dan mengambil hikmah dr cerita ini.. org baik memang di sayang banget sm Allah ya..

    BalasHapus
  25. TFS ya Mak.. kisahnya menginspirasi.. ini utk dzikrul maut..

    BalasHapus
  26. Innalilahi wainnailaihi roojiuun... merinding saya bacanya. makasih informasinya ttg ciri2 gejala kanker ini ya...

    BalasHapus
  27. Masya Allah...knp ya sering denger kanker slalu terdeteksi setelah sdh stadium akhir...

    BalasHapus
  28. Masya Allah...knp ya sering denger kanker slalu terdeteksi setelah sdh stadium akhir...

    BalasHapus
  29. Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Semoga mbak merry tenang di sisi Allah ya mbak. Terimakasih sharing tanda tanda penyakitnya. Jadi masukan ilmu pengetahuan buat saya.

    BalasHapus
  30. Semoga mbak Merry mendapat tempat terbaik di sisi-Nya, aamiin

    BalasHapus
  31. Innalillahi wainna ilaihi rojiun,moga khusnul khotimah :((

    Sepupuku dulu udah rawat inap lama,nyaris sebulan lebih di rs telogoredjo baru ketahuan sakitnya leukimia. Sedih juga, sampai hampir habis harta ortunya, akhirnya tak tertolong. Anak ganteng dia, moga khusnul khotimah :(

    BalasHapus
  32. Ya Allah.. Kakak saya yang nomer 2, adiknya mba ika persis, juga meninggal krn leukimia. Tp saat itu kakak sy msh batita, jd saya tidak tau seperti apa rupa kakak saya itu.

    BalasHapus
  33. jadi inget saudara juga, semoga khusnul khotimah

    BalasHapus
  34. aamiin. smg amal ibadahnya diterima di sisi Allah.

    BalasHapus
  35. Begitu menyentuh cerita ttg alm. Serasa sudah kenal dekat. Amiin ya Rabb smg semua doa org2 yg mencintai alm diijabah Allah swt...

    BalasHapus