Melanjutkan
postingan saya sebelumnya, sekarang saya akan bercerita tentang sakitnya Merry
berdasarkan kisah dari Ustadzah Yuli, pengasuh pesantren tempat Merry mengabdi
serta dari suami Merry.
Sekitar
lebaran 2015 lalu, Merry sakit batuk. Lumayan lama dan tak sembuh-sembuh meski
sudah ke dokter. Merry juga tampak pucat. Tapi Merry tetap semangat bekerja,
tak memperlihatkan kalau dia sedang sakit.
Sekitar
dua bulan sebelum meninggal, Merry kembali sakit. HB-nya turun drastis dan harus
transfusi darah. Saya rasa, saat itulah dia mengabarkan kepada kami melalui WA kalau
dia sedang sakit di rs. Tapi dokter belum bisa mendiagnosa apa penyakitnya. Dia
minta doa dari kami untuk kesembuhannya.
Sebulan
kemudian, Merry dirujuk ke rs di Semarang guna pemeriksaan lebih lanjut. Dari
sampel sum-sum tulang belakang Merry, baru diketahui bila dia mengidap
leukimia. Dan penyebarannya sudah 76 %. Saat itu juga, Merry mendapat jadwal
kemo yang pertama. Tapi, seperti yang pernah saya ceritakan sebelumnya, kondisi
fisik Merry sangat baik. Tak tampak dia sedang mengalami sakit berat. Hanya
wajahnya yang pucat yang menandakan dia sedang tidak enak badan. Selebihnya
seperti orang sehat kebanyakan. Dokter yang menanganinya sampai kagum
terheran-heran. Baru kali ini ada pasien kanker seperti Merry. Allahu Akbar!
Setelah
menjalani kemo pertama, Merry kembali ke Pati. Sepulang dari kemo itu, menurut
suaminya, Merry masih bisa melakukan aktifitas rumah tangga seperti menyapu
dll. Duh, Gustii ... bagaimana mungkin orang habis kemo masih bisa nyapu? Saya
benar-benar tak habis pikir.
Akhirnya,
di hari Kamis (19/11), Merry kembali drop. Diawali dengan ambiennya yang
kambuh. Saya tidak tahu persis sejak kapan Merry memiliki riwayat ambien. Biasanya,
kata suaminya, bila kambuh, 30 menit – 1 jam sudah sembuh. Namun hari itu, obat
ambien biasanya tidak mempan. Sariawan sebagai efek dari kemo juga cukup parah.
Akhirnya dibawa ke dokter yang menanganinya dulu.
Tapi
hari itu kondisi Merry sudah memburuk sehingga oleh dokter langsung dilarikan
ke rs. Di sana Merry langsung mendapat transfusi. Puncaknya, hari Sabtu, Merry
masuk ICU karena keadaannya semakin kritis. Ibu dan saudara-saudaranya dari
Bojonegoro sudah datang.
Saat
di ICU itu, Merry masih dalam keadaan sadar. Bahkan Merry masih sempat menitip
pesan ke ibunya supaya ikhlas bila dia pergi. Sementara kepada suaminya
Merry berpesan untuk membayar hutang-hutangnya dengan tabungan Merry sendiri. Masya
Allah ... saat kritis pun dia masih mengingat kewajibannya. Akhirnya, Minggu
(22/11), sekitar pukul 10 pagi Merry menghembuskan nafas terakhirnya. Inna
lillahi wa inna ilaihi roojiuun.
Bagaimana
bisa Merry terkena leukimia? Bagaimana tanda-tandanya?
Suami
Merry lanjut bercerita. Sudah sejak lama Merry mengeluh suka merasa panas di
badan. Tapi ketika disentuh, suhu badannya normal-normal saja. Sepertinya
bagian dalamnya yang panas. Makanya, Merry suka tiduran di lantai tanpa alas atau
bersandar ke dinding untuk mencari hawa dingin.
Ternyata
menurut dokter yang merawat Merry di Semarang, itu adalah tanda-tanda atau
gejala kanker. Berhubung saat itu Merry dan suaminya tidak tahu, maka cukup
dianggap angin lalu. Saya pun baru tahu soal ini dari cerita suami Merry. Saya
juga tidak tahu persis semua jenis kanker mengalami gejala ini atau hanya
leukimia saja. Mungkin pembaca bisa memberi info lebih lanjut.
Selain
itu, Merry juga sering sariawan yang cukup parah. Tidak hanya satu dua lubang
sariawan, tapi banyak lubang di mulutnya.
Sangat
dimungkinkan bibit penyakit itu sudah lama ada dalam diri Merry. Sebab ketika
diketahui, penyebarannya sudah mencapai 76 %; cukup parah. Bisa jadi sejak kami
masih sekolah karena saat itu Merry sering kena darah rendah dan sariawan.
Dan
seperti kasus kanker pada umumnya, hampir semua diagnosa diketahui ketika sudah
mencapai stadium lanjut. Sama seperti yang dialami Merry. Sayangnya, upaya
penyembuhan Merry harus menyerah pada takdir yang tersurat.
Merry
memang istimewa. Bukan hanya di mata kami, tapi juga di mata Pemilik-nya, in
shaa Allah. Bila Merry tak istimewa, tentu perjalanan Merry menjemput ajal tak
seindah itu. Bagaimana dia diberi sakit yang sama sekali tidak bisa dibilang
ringan tapi seolah-olah tidak seperti orang sakit. Juga kesadaran dan
kegigihannya untuk tetap menjalankan rutinitas tahajudnya saat dia masih dalam
proses kemo. Dari sini saya yakin, Merry menutup mata dengan khusnul khatimah,
in shaa Allah.
Hidup
Merry memang singkat. Namun perjalanan hidupnya yang singkat itu menjadi
inspirasi untuk kami yang dtinggalkannya. Bahwa ajal bisa datang kapanpun di
manapun kepada siapapun. Maka hanya amal dan perbuatan kitalah yang akan menunjukkan,
apakah kita akan menutup usia dengan khusnul khatimah atau sebaliknya.
Selamat
jalan, saudaraku tersayang. Allah menyayangimu lebih daripada kami. Semoga
engkau mendapat tempat termulia di sisi-Nya
Terima
kasih pula telah mewarnai hari-hari kami. Mudah-mudahan kami bisa mengikuti
jejakmu, menjadi manusia yang lebih baik lagi sehingga kita bisa bertemu lagi
di jannah-Nya nanti, aamiin. Doa kami akan selalu terucap untukmu.
Allahummaghfirlaha
warhamha wa’aafiha wa’fu ‘anha, aamiin yaa robbal ‘aalamiin.
************************************************
Silakan baca juga: Kabar Duka #1
hmm...aku jadi terkenang adikku almarhum yg terkena kanker nasofaring stadium empat.. Penyakit kanker memang beragam jenis dan macamnya.. Sebelum terlambat kudu intens pemgobatannya dan jangan pernah lelah utk berobat..
BalasHapusInnalillahi. Semoag beliau juga mendapat tempat terbaik di sis-Nya ya Mak, aamiin
HapusKisah Mbak merry ini mengingatkan saya dengan almarhum ibu pemilik panti asuhan di kampung suami. Sakit kanker payudara tapi sama sekali tidak nampak sakit dan tidak banyak yg tahu. sampai akhirnya meninggal.
BalasHapussemoga Mbak merry mendapat tempat terbaik disisinya. Amin.....
Aamiin
Hapusmakasih Mbak Tarry ^_^
Semoga kita yang masih hidup bisa mengambil hikmah dari kisah hidupnya Merry
BalasHapusIya Mak,
HapusLeukimia memang menjadi salah satu perenggut nyawa yg cukup banyak y mb vhoy di negeri ini..
BalasHapusSemoga merry bisa tenang sekarang,..ikut sedih kalo denger kisah kyk gini
Betul Mbak.
HapusAamiin
Ehm...gejala kecil kadang membuat kita abai yaa mbak...seperti mengira panas dalam tapi kenyataannya ada gejala kanker...in sya Allah Merry sudah tenang mbak, sudah tidak merasakan sakit lagi :(
BalasHapusaku juga punya sepupu laki2 yang menderita lekeumia inih. saat terdeteksi sdh stadium tinggi..tak banyak yang bs kami lakukan untuk almarhum. karena cepat sekali sel kanker mengalahkannya
BalasHapusInnalillahi
HapusSemoga beliau mendapat tempat termulai di sisi Allah ya Mak Ophi, aamiin
semoga Merry ditempatkan di SurgaNya,amin..
BalasHapusAlfatihah untuk Merry..
Aamiin
HapusMakasih Mak Ira ^_^
Sedih baca cerita Merry. Semoga almarhumah ditempatkan di surga-NYA, aamin.
BalasHapusLeukemia kadang sulit terdeteksi, kadang dikirain cuma sakit batuk biasa padahal itu sudah petunjuk. Mari kita jaga kesehatan.
salam,
http://alrisblog.wordpress.com
Aamiin,
HapusMakasih Mbak ^_^
Sedih banget bacanya. Semoga Merry mendapatkan tempat terbaik disisiNya ..
BalasHapusAamiin
HapusMakasih Mbak ^_^
:(((((
BalasHapusinnalillahiwainnailaihi rojiun...:"( selamat jalan merry...:"(
:(((
Hapusaamiiin :(
BalasHapusAamiin
Hapustakut ama kanker ini :(.. dtgnya selalu tiba2 kdg... tau2 udh stadium 4.. cm masalahnya, org yg hidup sehat aja ttp bisa terkena penyakit ini ya mba
BalasHapusIya Mbak Fanny. Mesti waspada sama gejala yg keliatan sepele ya
HapusSedih bacanya, Mba.
BalasHapusBtw makasih lho info gejala kanker itu.
Sy dulu srg bgt sariawan klo pas mau ujian atau banyak kerjaan.
Alhamdulillah, skrg udh ga pernah lagi.
Alhamdulillah
HapusSemoga terhindar dri penyakit ya Mbak
Semoga kita di jauhkan dari penyakit2 mematikan mbak... Klo pun sakit, yang biasa- biasa aja. Semoga panjang umur...
BalasHapussemoga kita selalu di jauhkan dari penyakit yang mematikan ya mbak
BalasHapusaamiin
HapusGhirah ibadah Almarhum tetap tinggi ya MakSist..
BalasHapusIya Maksist, bener2 bikin malu hati kalo liat ghirah ibadahnya
HapusInnalillahi wa inna ilaihi rojiun, semoga khusnul khotimah...
BalasHapusAamiin
HapusInnalillaaah... Semoga Mba Merry tenang di sana
BalasHapusAamiin
HapusInnalillahi wa inna ilaihi rojiun...
BalasHapusAllahummaghfirlaha warhamha wa’aafiha wa’fu ‘anha, aamiin yaa robbal ‘aalamiin.
Smg khusnul khotimah....
aamiin
Hapusmakasih Mak Selma
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun... Iya Mbak, ceritanya menginspirasi sekali. Tetap kuat meski sakit, saya share ya Mbak...
BalasHapusAhlahmdulillah kalo menginspirasi.
HapusMonggo Mbak ^_^
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun... Iya Mbak, ceritanya menginspirasi sekali. Tetap kuat meski sakit, saya share ya Mbak...
BalasHapusInalilahi semoga diberi tempat terbaik di sisi NYA
BalasHapusAamiin
HapusTrimakasih ya Mak ^_^
Makasih mba vhoy sdh nulis ini, jadi sadar sy yg sehat aja,srg malas sholat malam,lupa kl Allah bisa mengambil nyawa kita kapan sj
BalasHapusSama2 Mbak ^_^
HapusYa Allah...semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah si Merry dan selalu bersyukur dengan rezeki sehat....
BalasHapusaamiin
HapusMemang kanker sering ketauannya terlambat ya.. bersyukur bgt yg bs tau kankernya sejak dini bs lebih giat berjuang.. mudah2an kita semua yg disin disehatkan dan mengambil hikmah dr cerita ini.. org baik memang di sayang banget sm Allah ya..
BalasHapusAamiin
HapusTFS ya Mak.. kisahnya menginspirasi.. ini utk dzikrul maut..
BalasHapussama2 Mak ^_^
HapusInnalilahi wainnailaihi roojiuun... merinding saya bacanya. makasih informasinya ttg ciri2 gejala kanker ini ya...
BalasHapussama2 Mak ^_^
HapusMasya Allah...knp ya sering denger kanker slalu terdeteksi setelah sdh stadium akhir...
BalasHapusIya Mak Nani :((
HapusMasya Allah...knp ya sering denger kanker slalu terdeteksi setelah sdh stadium akhir...
BalasHapusInnalillahi wainna ilaihi rajiun. Semoga mbak merry tenang di sisi Allah ya mbak. Terimakasih sharing tanda tanda penyakitnya. Jadi masukan ilmu pengetahuan buat saya.
BalasHapusSemoga mbak Merry mendapat tempat terbaik di sisi-Nya, aamiin
BalasHapusInnalillahi wainna ilaihi rojiun,moga khusnul khotimah :((
BalasHapusSepupuku dulu udah rawat inap lama,nyaris sebulan lebih di rs telogoredjo baru ketahuan sakitnya leukimia. Sedih juga, sampai hampir habis harta ortunya, akhirnya tak tertolong. Anak ganteng dia, moga khusnul khotimah :(
Ya Allah.. Kakak saya yang nomer 2, adiknya mba ika persis, juga meninggal krn leukimia. Tp saat itu kakak sy msh batita, jd saya tidak tau seperti apa rupa kakak saya itu.
BalasHapusjadi inget saudara juga, semoga khusnul khotimah
BalasHapusaamiin. smg amal ibadahnya diterima di sisi Allah.
BalasHapusBegitu menyentuh cerita ttg alm. Serasa sudah kenal dekat. Amiin ya Rabb smg semua doa org2 yg mencintai alm diijabah Allah swt...
BalasHapus