Jumat, 17 Juni 2016

Terapi Ruqyah Syari’ah Massal


Assalamu’alaikum, Sahabat dunia maya.
Apa kabar?
Semoga semua diberi kesehatan serta kelancaran menjalankan ibadah puasa tahun ini ya, aamiin.

Duh, lama sekali saya nggak nengok rumah maya ini. Bulan Mei lalu benar-benar tak menyentuh blog sama sekali. Sejak April malah. Karena bulan April hanya ada satu tulisan yang muncul.

Oh ya, alasan klasik libur ngeblognya adalah kena sindrom males. Jadi, saya habis sakit. Lalu keterusan santai dan males buka lepi. Emm, jangan ditiru ya, Sahabat :D.

Kali ini saya mau cerita ringan saja. Soal terapi ruqyah syari’ah massal.


Terapi Ruqyah Syari’ah Massal


Jadi, awal Mei lalu, ada terapi ruqyah massal gratis di Masjid Agung Ponorogo. Penyelanggaranya adalah salah satu lembaga infaq di kota kelahiran saya ini. Nah, tim terapisnya  adalah para ustadz dari acara program Ruqyah di Trans 7.

Awalnya saya nggak mau datang ke acara tersebut. Karena ayah saya memaksa, jadilah saya berdua ayah saya berangkat. Bukan apa-apa. Saya ngeri aja kalau ternyata ada jin nempel di badan saya terus saya bereaksi seperti yang di TV-TV itu. Ngeri-ngeri sedap bayanginnya, ihicks.

Tapi di sisi lain, saya juga penasaran. Gimana sih terapi ruqyah itu. Maklum, saya belum pernah ikut acara seperti ini. Bisa dibilang, ini adalah momen langka di kota kecil saya.

Akhirnya, atas nama penasaran plus sedikit takut, saya berangkat juga. Toh, ruqyah bukan hanya untuk mengusir jin. Tapi juga untuk terapi kesehatan jasmani rohani.

Di selebaran, acara dimulai jam 7. Sementara kami sampai Masjid Agung jam 8. Ternyata, baru acara pembukaan.

Peserta ruqyah massal ini lumayan banyak. Parkir kendaraan sampai meluber hingga jalan raya.

Sebelum masuk masjid, kami mendaftarkan diri terlebih dahulu. Setelah mencatat data diri, kami diberi selebaran lembaga infaq dan satu kantong kresek. Kami juga dianjurkan membeli air kemasan untuk didoakan nanti.

Saya sempat kenalan dengan salah satu peserta. Tapi saya lupa namanya *maafkan ya Mbak cantik hihihi! Dia pernah ikut acara serupa, tapi bukan di sini. Dia juga cerita bahwa dulu ada jin yang menempel di tubuhnya. Makanya dia ikut lagi, memastikan nggak ada jin yang mengikutinya. Waduh, serem juga saya denger cerita si mbak itu.

Selain untuk terapi gangguan jin, ada juga peserta yang datang untuk terapi penyakit.

Setelah itu, acara inti dimulai. Dimulai dengan ceramah sang Ustadz tentang ruqyah dll. Kemudian mulai dibacakan doa-doa dan ayat-ayat Al-Quran yang biasa dipakai untuk meruqyah orang.

Ternyata, orang yang kemasukan atau ketempelan jin, ketika diruqyah umumnya akan merasa mual dan muntah. Oleh Ustadz dipandu untuk mengeluarkan muntahan karena bila ditelan kembali jinnya merasa senang, karena itu jadi makanan mereka.

Oh, jadi ini fungsi kantong kresek tadi. Menampung muntahan reaksi dari ruqyah nanti.

Kanan kiri saya tengok, beberapa orang mulai bereaksi. Termasuk kenalan baru saya. Dia mulai mual dan muntah. Tapi Alhamdulillah dia masih bisa menguasai diri. Sebagian peserta juga bereaksi sama. Sementara, dari arah yang berbeda, ada yang menangis histeris, bahkan menjerit-jerit. Tim terapis lalu lalang memeriksa dan membantu peserta yang mulai menunjukkan reaksi.

Tak lama berselang, ada peserta yang terpaksa dipindah ke samping masjid untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Jujur, saat melihat peserta yang berontak bahkan ada yang digotong keluar masjid saya merasa ngeri. Jangan-jangan habis ini giliran saya digotong keluar. Saya terus komat kamit membaca surat-surat pendek dan doa-doa yang dituntun oleh Ustadz yang berdiri di depan. Tak terasa air mata saya meleleh. Bukan hanya saya, hampir semua peserta –terutama perempuan- menangis.

Kami dipandu untuk bisa meruqyah diri sendiri. Oh ya, doa yang dibaca adalah Al Fatihah, syahadat, surah Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Nas. Setelah membaca ayat-ayat tadi, kemudian ditiup ke tangan dan diusapkan ke wajah, tangan, dada dan punggung. Selain itu juga ditiupkan ke air minum yang kami bawa.

Ustadz juga terus memotivasi sambil membaca ayat-ayat lain untuk membantu mengeluarkan jin dair tubuh peserta.

Jam 11 terapi ruqyah di-break untuk persiapan makan dan sholat dhuhur. Saat break inilah saya sempat melihat beberapa peserta yang mendapat terapi lanjutan karena jin menempel di tubuh mereka susah dikeluarkan.
 
terapi lanjutan peserta ruqyah
Beberapa peserta yang mendapat terapi ruqyah lanjutan

Dari beberapa jin itu, ada yang mengaku muslim. Pintar shalat dan mengaji. Ketika disuruh ambil wudu, dia malah membaca doa tayamum. Saat diingatkan ustad terapisnya, dia cengengesan. Kami menahan tawa mendengarnya. Kemudian dia mengerjakan shalat lama sekali.

Ada yang jago bahasa Arab. Ada pula yang jago debat. Susah sekali disuruh keluar dari tubuh salah satu peserta. Tapi Alhamdulillah, beberapa diantara peserta ini sembuh dan terbebas dari jin sebelum masuk dhuhur.

Setelah shalat dhuhur, terapi ruqyah massal dilanjutkan. Ustadz yang memimpin ruqyah berganti. Sang Ustadz bilang bahwa inilah ruqyah yang inti. Yang sebelumnya baru permulaan saja.

Waduh, yang  permulaan aja sudah banyak yang bereaksi, bagaimana yang inti nanti, pikir saya.

Benar saja, di ruqyah inti ini makin banyak jin yang ‘tumbang’. Bahkan ada yang bereaksi lebih ‘hebat’. Ada seorang peserta laki-laki berguling-guling di lantai. Entah jin apa yang merasukinya.  

Alhamdulillah saya tidak merasa mual atau muntah. Artinya tidak ada gangguan jin. Awalnya saya merasa aneh sendiri. Jangan-jangan cuma saya yang begini. Tapi begitu saya lihat sekeliling saya, memang tidak semua orang diganggu jin.

Sepanjang terapi ruqyah, Ustadz juga meminta para peserta untuk menyerahkan jimat, buku primbon atau apapun yang berbau mistik dan berhubungan dengan jin untuk nanti dimusnahkan oleh tim. Hal ini juga sebagai tanda bahwa peserta benar-benar taubat dan hanya percaya pada Allah SWT.

Terapi ruqyah syari’ah massal selesai sebelum masuk waktu asar. Hingga ruqyah berakhir, masih ada peserta yang belum terbebas dari jin yang mengganggunya. Entah seberapa kuat jin itu hingga belum mau keluar dari tubuh orang tersebut. Mudah-mudahan sekarang telah terbebas dari gangguan jin.

Demikian cerita terapi ruqyah massal yang saya ikuti.
Ada yang pernah ikut ruqyah juga?

post signature

10 komentar:

  1. Aku sering lihat terapi ruqyah di televisi... Setelah diruqyah malah bebannya jadi enteng kayaknya..

    BalasHapus
  2. suamiku pernah ikut waktu SMA mba, dan setelah ruqyah massal dia malah diikutin jin heuheu.. jinnya brisik banget katanya kalo beliau sholat, nendang lemari, ketok-ketok pintu dll.

    katanya salahnya pas ruqyah itu suamiku gak konsen, sangking ramenya, dia jadi kayak kebingungan gitu mba..

    tapi alhamdulillah sekarang udah gak ada lagi

    BalasHapus
  3. Aku pernah dirukyah, tapi ga massal gitu, lupa kapan. Udah cukup lama lah. Alhamdulillah waktu itu sih gapapa.

    BalasHapus
  4. Lamaa nggak liat mbaknya ngeblog lagi. Sekali ngepost ttg ruqyah.
    Saya belum pernah liat yang massal mbak. Pengen deh, ikutan. Bisa aja sih, ruqyah diri sendiri, cuma lebih enak ada yang mandu. Kalau diceritain gini, tambah penasaran saya

    BalasHapus
  5. Belum prnah aku mbak... Antara kepengen dan takut aku mbak... Mbak vhoy, pasca rukyah kerasa bedanya?

    BalasHapus
  6. Pas itu aku ikut, belum mulai ruqyah aja (masih ceramah tentang ruqyah, dan berjeda takbir) aq udah reaksi.
    Jam 11an pulang,besok paginya aku dengerin ayat ruqyah lewat hp.
    Eeeehhhh... Reaksinya lebih parah.
    Dari jam 7 sampai dzuhur.
    Alhamdulillah, sekarang udah baikan. Gak pusing2 lagi kayak dulu

    BalasHapus
  7. Saya pernah di rukyah tapi bukan rukyah masal, dan penanganannya beda mbak tidak seperti di TV2 yang suka lebay hahaha.. saya pernah terserang santet karena urusan bisnis, dan juga pernah ditutup jalan jodohnya, tapi alhamdulillah sekarang sudah terlepas dari itu semua, hanya saja harus terus waspada dengan menjaga sholat dan dzikir serta ngaji :) .. kalau ada yang terkena gangguan sihir dan jin, boleh kontak saya, nanti saya antar ke ustad yang membantu saya, .. ini ustadnya lain daripada yang lain, InsyaAllah baik :)

    BalasHapus
  8. Aku ngeri klo liat org dirukyah vhoy, klo kata suami, rukyah itu the last choice. Pokoknya pilihan paling buntut.

    BalasHapus