Ceritanya, saya lupa mengisi pulsa
nomer ponsel saya. Hingga lewatlah masa tenggang. Dan hanguslah nomer tersebut.
Saya tahunya saat beli pulsa di konter dekat rumah. Pulsanya tidak bisa masuk. Paniklah
saya. Kira-kira bisa diaktifkan lagi nggak, ya?
Oh ya, saya pakai nomer Simpati dari
Telkomsel. Hasil ngobrol-ngobrol sama pemilik konter, saya disarankan mengurus
nomer ponsel itu ke Grapari Telkomsel. Siapa tahu masih bisa diaktifkan
kembali. Toh, hangusnya baru satu hari.
Sedikit cerita: saya punya dua nomer
ponsel. Yang pertama yang hangus ini. Untuk telpon dan sms biasa maupun yang
terdaftar untuk WA, saya pakai nomer ini. Intinya, nomer yang tersebar
kemana-mana ya nomer ini.
Yang kedua nomer untuk paket data saja.
Belum lama saya pakai. Pasti Anda juga tahu kan. Pendaftaran nomer WA bisa
memakai nomer di luar kartu untuk pulsa paket data. Alasannya simpel: ada paket
data murah –ups.
Karena sekarang jarang telpon atau sms
konvensional, nomer pertama tersebut jarang saya isi pulsa. Paling kalau masa
aktif sudah habis baru saya isi lagi. Kemarin entah kenapa saya lupa. Hingga
habis masa tenggang.
Kenapa tidak ganti nomer baru saja?
Toh harga kartu perdana sekarang semurah kacang goreng.
Banyak pertimbangan tentunya. Yang
paling utama karena saya sudah memakai nomer tersebut cukup lama: hampir 10
tahun. Kalau ganti nomer, banyak yang harus dihubungi.
Saya juga bukan tipe orang yang suka
ganti nomer. Baru sekali saya ganti nomer. Itupun karena ponsel saya hilang. Waktu
itu tidak punya pikiran lapor ke Grapari. Baik karena bingung dan masih kaget
akibat kehilangan ponsel. Juga tidak tahu kalau nomer yang hilang bisa diganti
kartu baru. Nah, pengganti nomer yang hilang itu ya yang hangus ini.
Berhubung hari itu hari Minggu,
Grapari Ponorogo yang ada di Jl. Diponegoro pasti tutup. Oleh pemilik konter
tadi, saya diarahkan ke konter Grapari yang ada di Toko Artomoro Tanemjoyo.
Yang dekat perempatan Dengok itu.
Katanya, hari Minggu di sana tetap buka.
Konter Grapari Telkomsel di Artomoro
Tanemjoyo berada di dalam toko. Di pojok kanan belakang. Hanya ada satu meja CS
dan sederet kursi tunggu. Kalau bingung, bisa tanya ke pramuniaganya.
Saat saya sampai sana, ada beberapa
orang yang antri. Saya giliran terakhir. Begitu tiba giliran saya, saya
ceritakan kronologi dan permasalahan saya. Saya tanya juga: apa masih bisa
diaktifkan kembali?
Ketika dicek oleh CS Grapari-nya,
nomer ponsel saya memang sudah hangus. Kabar gembiranya: nomer tersebut masih bisa
diaktifkan lagi. Hanya saja harus dimigrasikan ke nomer pascabayar. Tidak bisa
lagi menjadi nomer prabayar. Syaratnya: KTP, nama ibu kandung, dan satu nomer
ponsel yang sering dihubungi.
Ternyata bukan cuma saya yang
mengalami nomer hangus akibat terlewat masa tenggang. Sebelumnya sudah ada yang
mengurus. Kartu barunya sudah jadi. Tapi belum diambil oleh pemiliknya.
Kata CS-nya, bila lewat satu minggu
tidak diambil, nomernya otomatis akan hangus.
Dari petugas Grapari juga saya dapat
info: setiap nomer ponsel yang hangus diberi waktu 1 minggu sebelum akhirnya akan
didaur ulang. Hal ini salah satunya untuk menunggu pemilik lama apakah akan
mengaktifkan kembali atau tidak. Seperti kasus saya ini. Jadi, bila suatu saat
nomer ponsel Anda yang telah hangus bisa dihubungi atau aktif lagi, artinya
telah didaur ulang.
Setelah menimbang beberapa saat,
akhirnya saya putuskan bersedia migrasi ke nomer pascabayar. Toh, niat awal
saya memang mengaktifkan lagi. Setelah itu saya diberi penjelasan nomer
pascabayar, benefit, dan cara membayar tagihan tiap bulannya.
Bagi nomer prabayar yang migrasi
ke pascabayar dikenakan biaya sebesar Rp 60.000,- . Tambah PPn 10% totalnya Rp 66.000,-.
Biaya migrasi sebesar itu sekaligus
untuk biaya pemakaian bulan pertama. Jadi, bulan pertama bayar di muka. Untuk
bayar tagihan bulan berikutnya bisa dilakukan di gerai Grapari, ATM, Alfamart,
Indomaret, maupun kantor pos.
Khawatir hari Minggu tidak bisa
langsung proses ke kantor pusat Jakarta, petugas Grapari itu berjanji akan
segera mengurus dan menghubungi secepatnya.
Ternyata, satu jam kemudian mas
Grapari-nya menghubungi. Dia memberitahu kalau nomer ponsel saya sudah
divalidasi. Sudah pula masuk list
untuk migrasi. Saya diminta mengirim foto KTP, nama ibu kandung saya, dan satu nomer
yang sering dihubungi.
Dua jam berselang, saya dapat kabar
kalau nomer saya sudah diproses dan aktif mulai besok. Kartu barunya bisa
diambil besok. Berhubung rumah saya lebih dekat ke Grapari Ponorogo, maka saya
minta ambil ke sana saja, bukan di Artomoro Tanemjoyo lagi.
Oh ya, bagi yang ponsel atau kartunya
hilang, bisa minta ganti kartu baru. Yang ini tidak perlu menunggu validasi
seperti saya. Asalkan masih dalam masa aktif. Kartu barunya bisa dicetak dan diterima
saat itu juga.
Bila suatu saat Anda mengalami hal
yang sama, jangan cemas ya. Segera hubungi Grapari terdekat. Nomer ponsel Anda
tetap bisa dipakai.
Salam ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar