Minggu, 02 Februari 2020

Cegah DBD dengan Pembagian Bunga Lavender



Salah satu momok di musim hujan adalah penyakit DBD. Sudah jadi rahasia umum bila penyakit bawaan nyamuk nakal itu gampang menyebar. Terutama di negara dengan curah hujan tinggi seperti Indonesia.

Hampir setiap tahun selalu ada berita tentang penyakit DBD dari berbagai daerah. Termasuk kota kelahiran saya, Ponorogo. Bahkan tahun lalu, DBD di Kota Reyog ditetapkan sebagai KLB alias kejadian luar biasa. Pasalnya, korbannya lebih dari 170 orang dan 3 di antaranya meninggal dunia.

Salah satu yang terdampak DBD tahun lalu adalah kampung halaman saya, Desa Tajug. Setidaknya ada 8 korban. Beruntung tidak sampai merenggut nyawa. 


Bercermin dari kejadian tahun lalu, baru-baru ini Pemerintah Desa Tajug berinisiatif membagikan bunga lavender ke tiap rumah warga. Ada sekitar 762 rumah yang mendapat bantuan bunga yang disebut berasal dari negara Prancis itu. Hal ini sebagai upaya preventif agar tidak ada lagi penyebaran penyakit DBD.




Pembagian bunga lavender secara simbolis kemarin berlangsung di Balai Desa Tajug. Dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo, Camat Siman, Polsek dan Koramil Siman, Kepala Puskesmas Ronowijayan beserta tim, Kepala Desa Tajug beserta perangkat, Kader Jumantik Desa Tajug serta warga masyarakat.  
 
Sambutan Ibu Kepala Dinkes Ponorogo
Dalam sambutannya, Kepala Dinkes Ponorogo mengapresiasi Pemerintah Desa terkait pembagian bunga lavender sebagai kegiatan prevensi penyakit DBD ini. Beliau juga mengingatkan untuk menggalakkan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk 3M Plus.

3M yaitu menutup penampungan air, menguras tempat-tempat penampungan air, dan mengubur/mendaur ulang barang bekas yang kemungkinan bisa menjadi sarang nyamuk.

Sedang Plus-nya antara lain menabur bubuk larvasida/abate di tempat penampungan air, menaruh ikan pemakan jentik di penampungan air, menanam tanaman pengusir nyamuk, dll. 
Pembagian bunga lavender secara simbolis

Setelah acara formal selesai, kader Jumantik bergerak menuju rumah tiap Ketua RT untuk mendistribusikan bunga dan selanjutnya dibagikan ke warga setempat.

Pelepasan pendistribusian bunga lavender oleh Kadinkes Ponorogo
Siap didistribusikan


Inisiatif Pemerintah Desa membagikan bunga lavender ini juga sebagai dukungan terhadap program Siaga Masyarakat Tajug Waspada Nyamuk Aedes Aegypti atau disingkat SIKAT WAE yang dijalankan Petugas Jumantik Desa Tajug. Sebuah program Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk di bawah pembinaan Puskesmas Ronowijayan.


Tentu bukan tanpa alasan bila bunga cantik dominan warna ungu ini dibagikan ke masyarakat. Sesuai julukannya, The Magic Purple, tanaman mungil ini memiliki segudang manfaat. Salah satunya mengusir nyamuk. Ingat iklan losion anti nyamuk di TV itu kan? Pengisi suaranya menyebut nyamuk tidak suka aroma lavender.

Dengan menanam bunga lavender di tiap rumah, diharapkan nyamuk belang hitam putih itu dapat menyingkir sehingga penyakit DBD tidak lagi mampir. Alhamdulillah, sampai akhir Januari tidak ada kasus DBD di desa saya. Mudah-mudahan seterusnya demikian.

Selain efektif mengusir nyamuk, bunga lavender juga ampuh untuk stress release dan aromaterapi. Aroma wanginya dapat membuat pikiran rileks dan tenang. Dengan pikiran rileks dan sehat, tubuhpun insyaAllah akan ikut sehat.  

Di samping tiga manfaat di atas, masih banyak manfaat bunga lavender. Seperti mengatasi penyakit kulit/eksim, obat jerawat, antiinflamasi, hingga pengusir kutu.


post signature

Tidak ada komentar:

Posting Komentar