Senin, 04 April 2016

Terapi Gurah Mbah Yono


Dua hari yang lalu saya terkena batuk. Gegara kehujanan. Langsung flu. Imunitas saya memang kurang bagus. Gampang sekali kena flu. Entah karena hujan atau ketularan orang lain.

Batuk kali ini batuk berdahak tapi dahaknya nggak mau keluar. Jadinya, saya susah bernafas. Sesak. Sungguh sangat menyiksa. Selama dua hari itu saya minum teh dan jahe untuk meringankan batuknya. Tapi, sepertinya kali ini cukup bandel.

Ayah saya sudah mengajak ke dokter. Namun saya tolak. Bukan apa-apa. Saya orangnya susah minum obat. Seringnya, ketika diminumi obat malah muntah. Akhirnya obatnya nggak jadi tertelan.

Kemudian saya ingat, saat SMP dulu saya pernah melakukan gurah. Ceritanya, saat itu pengurus masjid di kampung saya mendatangkan qori’ kondang dari kampung sebelah. Beliau diminta mengajari remaja di masjid kami melantunkan ayat Al qur’an dengan lagu indah atau qiro’ah. Nah, sebelum latihan qiro’ah, kami digurah sama guru tersebut.

Awalnya saya juga nggak tahu apa itu gurah. Ternyata itu proses pengeluaran lendir dan kotoran dari paru-paru. Tujuannya supaya suara makin jernih, lantang, dan bagus.

Bukan hanya qori’ yang melakukan gurah. Profesi yang mengandalkan suara sebagai mata pencaharian utama semisal penyanyi dan pesinden juga kerap melakukan gurah.

Eits, jangan tanya keahlian saya berqiro’ah ria ya. Kenapa? Karena waktu itu saya ikut belajarnya cuma sebentar. Kalau tidak salah cuma dapat satu lagu saja. Habis itu nggak lanjut. Selain itu, saya nggak bakat, hihihi.

OK. Mari kita lanjutkan ceritanya.

Dari pengalaman gurah itu, saya berfikir dahak ini bisa juga dikeluarkan dengan cara digurah. Toh, yang dulu saya lakukan juga membersihkan daerah paru-paru. Untuk lebih meyakinkan diri, saya browsing soal gurah.

Dari beberapa artikel yang saya baca, semua menyatakan hal yang sama. Selain untuk menjernihkan suara, gurah juga bermanfaat untuk kesehatan. Terutama untuk mengatasi penyakit yang menyerang paru-paru. Mulai dari yang ringan macam flu dan batuk. Hingga yang berat seperti asma dan TBC. Makin yakin saya melakukan terapi gurah.

Atas rekomendasi teman, saya diantar ayah saya ke tempat praktik Mbah Yono. Beliau adalah ahli gurah yang telah memiliki ijin praktik resmi di Ponorogo. Alamatnya gampang dicari. Yakni di tikungan Beduri, utara kantor Kejaksaan Negeri Ponorogo yang baru.
plang alamat Mbah Yono

Sebelum terapi gurah dimulai, Mbah Yono mengajukan beberapa pertanyaan ke saya. Yang pertama soal rokok. Apa ada di antara keluarga saya yang merokok. Ayah saya yang duduk di depan Mbah Yono langsung menjawab; iya Mbah. Dalam hati saya mesem. Soalnya ayah susah  sekali dibilangi untuk berhenti merokok.

Pertanyaan berikutnya: apa saya suka ngopi, batuknya bagaimana, nafasnya bagaimana, ada suara ngik ngik apa tidak, sering kesemutan apa tidak, dan sering pegal di bagian punggung atas apa tidak.

Sambil bertanya, Mbah Yono mencatat jawaban saya. Hampir semua saya jawab ‘iya’.  Mbah Yono juga menjelaskan, prosesnya nanti 1 jam. 

Setelah itu, proses gurah dimulai. Pertama-tama, saya diminta latihan dulu. Saya disuruh tengkurap di dipan yang telah disediakan. Kepala menyentuh bangku panjang yang dilapisi busa empuk. Saya latihan bernafas melalui mulut. Di bawah, sudah tersedia ember dan kantong plastik yang siap menampung cairan dari tubuh saya.

Begitu dilihat Mbah Yono saya mampu mengikuti instruksi beliau, saya disuruh telentang. Setelah Mbah Yono berdoa, hidung saya dimasukkan cairan gurah di kedua lubangnya. Ketika cairan tersebut dimasukkan saya harus tahan nafas selama 10 detik. Lalu saya diminta menelan seperti menelan air liur dan langsung balik badan tengkurap.

Saat cairan itu masuk, rasanya panas sekali. Kata Mbah Yono bakal berlangsung sepuluh menit saja. Setelah itu akan mereda.

Begitu saya tengkurap, segera cairan keluar dari hidung dan mulut saya. Panas. Lumayan banyak lendir yang keluar dari mulut dan hidung saya. Makin lama, rasa panas tadi makin berkurang.

Selama cairan keluar, Mbah Yono terus memberi instruksi supaya saya rileks agak proses detoksifikasi berlangsung lancar. Beliau juga tak berhenti berzikir dan sesekali mengecek kondisi saya. Di tengah proses situ pula, ada sekitar 3 kali saya disuruh batuk dengan keras. Juga

Tak terasa satu jam berlalu. Mbah Yono menyuruh saya bangun dan membersihkan sisa cairan dengan tisu. Setelah itu saya disuruh memiringkan kepala ke kanan dan kiri. Sebagai penutup proses gurah, saya kembali disuruh batuk 3 kali.

Sebelum pulang, Mbah Yono memberi tahu saya bahwa ramuan gurah bekerja sehari semalam. Jadi nanti di rumah, kotoran dan lendir masih akan keluar baik lewat batuk, keringat, maupun air seni.

Setelah gurah juga ada beberapa pantangan supaya hasil gurah optimal. Terutama dari makanan dan minuman. Tidak boleh makan yang pedas dan panas, juga gorengan. Minuman dingin juga harus dihindari. Kalau untuk aktifitas, tidak ada larangan apapun.

Alhamdulillah, badan saya terasa enteng. Ngik-ngik yang sebelumnya mengganggu reda. Tapi badan masih lemas karena selama dua hari saya nggak nafsu makan. Paling tidak, sesak nafas sudah tidak menghantui tidur saya. 

Oh ya, untuk terapi gurah di Mbah Yono  tidak ada tarif khusus. Cukup bayar seikhlasnya.  Kalau kemarin saya amplopi lima puluh ribu rupiah. Untuk di sini, insyaAllah sudah pantas. Tapi mungkin beda untuk daerah lain.

Ada yang pernah gurah kayak saya?

-------------------------------
Ahli Gurah Mbah Yono
Jl. MT Haryono141 
Beduri, Ponorogo

post signature