Pekan lalu, desa saya
mendapat kunjungan Bupati Ponorogo, Bapak drs. Haji Ipong Muchlissoni. Setelah tertunda
dua kali, akhirnya terlaksana juga acara tilik desa ini. Bisa dibilang tilik
desa kali ini cukup istimewa. Betapa tidak, setelah 1 dekade, baru tahun ini
desa saya dikunjungi Bupati kembali. Terakhir, seingat saya, saat Ponorogo
masih dipimpin Bupati Muhadi Suyono.
Pak Ipong –demikian
panggilan akrab beliau, tiba menjelang asar, mundur satu jam dari jadwal yang
diberikan protokoler. Meskipun demikian, tak mengurangi antuasiasme warga yang
sudah berkumpul sejak siang. Tampak kelelahan terbaca dari wajah orang nomer 1
di Kota Reyog ini. Maklum, hari itu beliau telah melaksanakan safari tilik desa
di 3 lokasi: Desa Sekaran, Siman, dan Patihan Kidul. Kampung halaman saya, Desa
Tajug, mendapat giliran terakhir.
Kehadiran
Bupati Ipong disambut pengalungan bunga oleh Kepala Desa Tajug, Bapak Jemiyo
beserta istri, serta masyarakat yang
telah menanti di sepanjang jalan menuju balai desa. Tak ketinggalan seni
gajah-gajahan yang memang dihadirkan khusus untuk menyambut kedatangan sang
Bupati. Pak Ipong dinaikkan ke gajah dan
diarak hingga gerbang balai desa.
Begitu masuk
ke gerbang, Pak Bupati langsung meninjau stand
produk unggulan UMKM Desa Tajug. Ada jamu Mbok Mur, krupuk bawang Bu Jemirah,
dan kripik tempe Bu Aisiyah. Sambil meninjau stand tersebut, beliau juga
menyempatkan minum jamu beras kencur Mbok Mur dan mencicipi kripik tempe Bu
Aisiyah.
Pak Ipong minum jamu beras kencur Mbok Mur |
Sementara
di dalam balai desa, perwakilan masyarakat telah siap menyambut Bupati. Mereka kompak
memakai penadon lengkap dengan
blangkon di kepala. Penadon adalah pakaian pria khas Ponorogo. Terdiri dari
stelan atas bawah berwarna hitam kombinasi garis merah yang menggambarkan kewibawaan
dan keperkasaan warok Ponorogo.
Warga siap menyambut Pak Bupati |
Kegiatan
tilik desa di Desa Tajug ini dikemas dalam suasana santai. Bupati dan rombongan
dari beberapa instansi serta masyarakat duduk lesehan bersama. Tanpa sekat dan
jarak. Sebelum acara dimulai, Pak Ipong menyempatkan diri menyeruput kopi cokot kesukaan beliau. Tak lupa
ditemani polo pendhem dan penganan
khas ndeso lain seperti telo godhog, kacang godhog, dan pisang godhog. Really back to nature.
Mungkin
ada yang penasaran, apa sih kopi cokot itu? Kopi hitam yang diseduh tanpa
gula. Cara menikmatinya diseruput sambil nyokot
alias menggigit potongan gula aren. Jadilah namanya kopi cokot.
Di sela
sambutan Kepala Desa Tajug dan Bupati Ponorogo, diserahterimakan pula SK
Kepengurusan Karang Taruna Putra Persatuan.
![]() |
Serah terima SK Kepengurusan Karang Taruna Putra Persatuan |
Setelah
sambutan dari Bupati, dilanjutkan dialog dengan perwakilan warga masyarakat. Dialog
berlangsung gayeng dan seru. Beberapa
warga menyampaikan uneg-uneg dan permintaan. Mumpung ada Bupati :D. Alhamdulillah, beberapa permintaan warga
dikabulkan. Mudah-mudahan tahun depan sudah bisa terwujud.
Tilik
desa hari itu ditutup dengan lantunan suara Bupati Ipong dengan lagu kebangsaan
sobat ambyar seluruh Indonesia: Pamer Bojo. Suasana pecah dan meriah. Pak Ipong dan warga bersama-sama mendendangkan lagu hits maestro campursari Didi Kempot itu.
Menyanyi bareng sobat ambyar |
Fotografer: Dicky Surya Prayoga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar