Beberapa waktu lalu, saya
berkesempatan pergi ke Blitar untuk suatu acara bersama rombongan keluarga. Mumpung
sudah sampai Blitar, maka kami putuskan untuk mampir ziarah ke makam Bung
Karno.
Makam Bapak Proklamator RI tersebut
berada di pusat kota Blitar, tepatnya di Jalan Kalasan No. 1, Blitar.
Kami tiba di taman parkir Makam Bung
Karno sekitar pukul setengah tiga sore. Parkir ini disediakan untuk kendaraan
roda 4. Sementara, kendaraan roda 2 bisa parkir di dekat lokasi makam. Dilihat
dari kendaraan yang parkir, sepertinya jumlah peziarah sore ini lumayan banyak.
Maklum, ini akhir pekan. Setelah membayar tiket dua ribu rupiah per orang, kami
bergegas menuju makam. Oh iya, bayar tiketnya di area parkir ya.
Lokasi makam Bung Karno dari taman
parkir ini sekitar 1 km. Nah, dari parkiran ke makam bisa ditempuh dengan jalan
kaki atau naik becak. Di depan taman parkir, berderet puluhan becak yang siap
mengantar peziarah menuju makam. Tarifnya sepuluh ribu rupiah sekali jalan.
Tapi rombongan kami memutuskan untuk
jalan kaki saja. Toh udara sore itu cukup bersahabat dan banyak rombongan lain
yang jalan kaki. Jadi, jarak 1 km pun tidak terasa.
Tiba di kompleks makam, kesan pertama yang
tertangkap adalah bersih dan rapi. Kami disambut oleh pilar-pilar besar. Di
setiap pilar, dijumpai tulisan yang merupakan buah pemikiran Bung Karno.
Salah satu pilar yang ditempeli tulisan pemikiran Bung Karno |
Kemudian ada patung Bung Karno yang tengah
duduk sambil memegang buku. Banyaknya pengunjung sore itu yang berpose di depan
patung ini, membuat saya agak kesulitan mengambil gambar. Walhasil saya cuma
dapat mengambil foto Om saya ini :D.
Oh iya, di sebelah kanan dan kiri
patung, ada bangunan perpustakaan. Di dinding luar perpustakaan kita akan
melihat semacam baliho besar bertuliskan Riwayat
Sukarno menempel di dinding. Baliho ini berisi poin-poin penting kehidupan
Presiden pertama RI tersebut; mulai dari lahir, masa kanak-kanak, pendidikan,
masa-masa pengasingan, saat menjadi presiden, hingga wafatnya beliau.
Di baliho itu pula, terdapat daftar
gelar Doctor Honoris Causa yang
diberikan kepada Bung Karno. Setidaknya Bung Karno pernah menerima 26 gelar
kehormatan tersebut baik dari kampus dalam maupun luar negeri.
Sebelum naik ke area makam, ada kolam
dan air mancur di tengah-tengah. Di sisi kiri, beberapa penjual sovenir
berjejer hingga dekat tangga menuju makam. Sedang di sebelah kanan, ada relief
Bung Karno.
Setelah menaiki tangga, ada sekretariat
tempat tamu melaporkan diri dan rombongan di sebelah kanan.
Setelah itu kita akan melihat gapura
besar, akses utama dan satu-satunya menuju makam Bung Karno. Gapura ini
bentuknya seperti gapura jaman kerajaan. Begitu melewati gapura, kita akan
melihat bangunan segiempat mirip pendopo khas Jawa. Disitulah Bung Karno
dimakamkan. Orang Jawa biasa menyebutnya cungkup.
Dilihat dari fisiknya, cungkup Bung
Karno ini terbuat dari kayu jati. Baik empat pilar yang ada di setiap sudutnya
maupun langit-langit cungkup dipenuhi dengan ukiran indah.
Makam Bung karno terletak di bagian
utara cungkup, diapit oleh dua makam lainnya. Saya tidak ingat persis makam
siapa. Di bagian nisan Bung karno, terdapat batu marmer hitam. Ada dua bendera
di sisi kanan dan kiri batu; bendera merah putih dan bendera kuning.
Di sebelah kiri pelataran cungkup, ada
mushola dan toilet. Jadi, peziarah bisa berwudlu sebelum berdoa di makam Bung
Karno ataupun mendirikan sholat di dalam kompleks makam.
Mushola di kompleks makam Bung Karno |
Sementara itu, di belakang makam Bung
Karno, terdapat taman yang cukup asri. Kita akan melewatinya saat keluar area
makam.
Untuk keluar dari area makam, kita
akan melewati lorong panjang. Di kanan kiri lorong terdapat penjual aksesoris
dan cindera mata khas Blitar. Jadilah pasar dalam lorong. Kalau Anda pernah mengunjungi
Candi Borobudur, seperti itulah gambarannya. Entah berapa ratus meter panjang
pasar eh lorong itu. Rasanya nggak
habis-habis.
Untuk wisatawan yang mau menginap,
jangan khawatir. Ada banyak penginapan dan hotel di sepanjang jalan menuju
makam Bung Karno. Tinggal pilih sesuai budget.
Selain di sepanjang lorong tadi,
peziarah juga bisa beli oleh-oleh di taman parkir. Di sana banyak kedai
oleh-oleh khas Blitar.
Selain aksesoris, kita bisa beli apa
lagi?
Beli buah!
Blitar dikenal sebagai kota penghasil
buah. Dan musim kemarau adalah musimnya nanas. Kemarin sepupu saya beli nanas
madu 30 biji hanya 25 ribu rupiah. Murah bukan?
Oh iya, di sebelah taman parkir ada
masjid yang cukup bersih dengan toilet yang memadai. Jadi peziarah yang ingin
sholat atau numpang mandi tak perlu jauh-jauh.
Ada yang mau ziarah ke Makam Bung
Karno?
Hai vhoy....nongol lagi dirimu..
BalasHapusAku blm pernah ke Blitar. Sering takut juga klo ziarah ke makam.. Hi..hi, serasa ada magis2nya gitu...
Hallo Mbak Sulis hehehe
HapusKalo makam Bung Karno insyaAllah ga ada kesan serem Mbak. Asri, bersih. Ga medeni hihihi
bagus dan rapi y mbak.
BalasHapusIya Mbak Diah, bersih pula
HapusDulu sering ke Blitar,cuma lihat dari depan aja nggak sampai masuk area makam. Rapi dan bersih ya kak tempatnya...
BalasHapusKapan2 kalo ke Blitar kudu ziarah yak hehehe
HapusMba Vhoy, lama banget baru muncul Mbaa :)
BalasHapusKapan yaa saya bisa menginjakkan kaki ke Blitar? khususnya di makam Bapak Proklamator ini?
Hehehe, iya Mbak Ira :D
HapusMudah-mudahan suatu saat bisa ziarah ke makam Bung Karno ya Mak :)
Aku kalo jalan-jalan terus lihat souvenir kayak di foto pasti nggak tahan godaan.
BalasHapushihi maaf salah fokus
Aku lama banget gak mampir baca di sini, Vhoy. Itu nanas madunya murah bangeet. Aku ke Blitar malah mampirnya ke candi penataran. Gak ziarah ke makam, pas lebaran sih rame jadinya
BalasHapusNggak sangka sdh jadi seperti ini sekarang.
BalasHapusBtw, lama Mbak Voy nggak nulis postingan baru..:)