Bulan
Januari lalu, akhirnya saya dan teman-teman semasa Aliyah berhasil mengadakan
reuni. Setelah 13 tahun berpisah, kesempatan untuk temu kangen itu datang.
Berawal
dari celutukan dan obrolan di grup WA kami di bulan Oktober 2015, tercetus
untuk segera merealisasikan ide reuni yang telah lama jadi wacana. Setelah
beberapa hari centang centing rapat di grup, dihasilkan keputusan bersama:
reuni dilaksanakan di kota Jogja tanggal 23-24 Januari 2016.
Kota
Jogja dipilih karena posisinya di tengah-tengah. Yang di Jatim nggak terlalu ke
barat, yang di Jabar dan Jakarta tidak terlalu jauh perjalanannya ke timur.
Meski sebenarnya yang datang bukan hanya dari Pulau Jawa. Tapi juga dari
Sumatra, Ambon, Sulawesi, dan Papua.
Ya,
teman-teman Aliyah saya bisa dibilang berasal dari seluruh Indonesia. Kami
disatukan di sebuah lembaga pendidikan berbasis agama di kampung halaman saya,
Ponorogo.
Fyi,
setiap angkatan yang lulus dari almamater kami pasti memiliki nama persatuan. Dan
nama persatuan angkatan kami adalah Syazwana. Kok namanya sama? Iya, nama
belakang yang saya pakai itu merujuk nama angkatan kelulusan saya, hehehe.
Sembari
memilih lokasi reuni, dibentuklah panitia. Alhamdulillah, ketika diusulkan kota
Jogja, teman-teman yang tinggal di kota gudeg itu bersedia ketiban sampur
jadi panitia sekaligus tuan rumah.
Yeayyy, makasih Maria, dkk.
Ternyata,
perjuangan untuk datang ke reuni luar biasa. Banyak hal terjadi menjelang
keberangkatan kami ke Jogja. Nanti bakal saya ceritakan di blogpost berikutnya.
Dan
tibalah hari yang ditunggu-tunggu. Sesuai jadwal dari panitia, kami datang ke
kota istimewa itu hari Jum’at, 22 Januri 2015. Saya berangkat dari Ponorogo
berdua dengan teman saya, Retno. Kami mengendarai sepeda motor seperti rencana
awal kami. Saat itu sebenarnya saya masih kurang fit. Tapi, saya tetap nekat.
Momen reuni ini entah kapan bakal ada lagi. Makanya, apapun keadaannya sebisa
mungkin diusahakan datang.
Juma’t
malam, hampir semua peserta sudah tiba di hotel tempat kami menginap. Senengyaaa
ketemu sahabat lama :D. Oh
ya, kami menginap di Hotel Sunarko, di Jalan Parangtritis. Sementara, masih ada
beberapa yang baru tiba esok paginya.
Reuni
kali ini cukup seru buat saya. Karena bukan hanya kami partisipannya. Selain
anak-anak dan para suami dari teman-teman saya, anggota keluarga lainnya juga
ikut. Ibunya Dwian, Titin, Deank, Tantenya Deank, dan adiknya Santy nggak ingin
ketinggalan.
Agenda
pertama reuni adalah berwisata ke Pantai Gua Cemara, Bantul. Pantai ini relatif
baru. Bukan baru ada pantainya ya. Tapi baru dibuka untuk wisata.
Pemandangannya cantik. Cocok bagi yang suka selfie. Cerita detail keindahan Pantai Gua Cemara ini bakal saya tulis terpisah. Tunggu yaa ^_^
 |
Welfie dulu sebelum ke pantai. Tapi saya nggak ikut ihicks :( |
 |
Sebagian keriuhan di bis |
Di
pantai cantik ini, kami mengadakan permainan yang sangat seru. Kami berkumpul
di pendopo. Dipimpin oleh Choirun Nisa yang memang jago bikin hidup suasana, semua
bergembira. Selesai
bermain dan lomba, kami menuju pantai.
 |
Keseruan di pantai Goa Cemara |
Puas
bermain di pantai, kami melanjutkan perjalanan ke kota. Tujuan kami berikutnya
adalah Taman Pintar dan Malioboro. Datang ke Jogja memang kurang lengkap tanpa
ngubek-ngubek pusat belanja itu. Setelah capek belanja-belanji, kami balik ke
hotel sekitar jam 4 sore. Kami harus menyimpan tenaga karena nanti malam masih
ada acara lagi.
Habis
isya’, kami berkumpul di aula hotel. Bukan aula sebenarnya. Hanya space
luas di depan kamar. Tapi itu sudah cukup buat kami. Yang penting ngumpul
bareng. Agendanya saresehan. Kami ngobrol santai membicarakan agenda angkatan yang
telah dan akan kami lakukan.
Momen
yang paling mengharukan adalah ketika kami menyanyi lagu mars dan hymne
pesantren. Semua larut menghayati syair-syair indah itu. Bahkan saking
terharunya, sampai ada yang menangis. Puk puk puk, Hanim :P.
Momen
mengharukan berikutnya, ketika selesai saresehan kami saling berjabat tangan
dan berpelukan satu sama lain. Saya sudah tidak bisa menahan diri. Nangis mewek
setiap memeluk teman-teman saya satu persatu. Inilah saudara-saudara saya.
Tidak dilahirkan dari rahim yang sama, tapi cinta kami sama. I love you so so
so much, Zwans.
Tapi,
ada pula saat yang bikin gelak tawa, yakni saat kami tukar kado. Jauh-jauh hari
memang disepakati, saat reuni harus bawa hadiah senilai Rp.10.000,-. Tidak
boleh lebih. Dan harus dibungkus koran.
 |
Dapat kado apa? |
Maka,
saat masing-masing buka kado, kehebohan segera menyeruak. Bagaimana tidak, kado
yang diterima macam-macam. Ada yang dapat wadah bumbu, cempal, uang tunai, pulsa,
baskom plastik, hingga CD a.k.a underwear! Ups :P.
 |
Cewek paling kece dapet kado paling kece pula hihihi. Hayoo apa kadonya?? -sensor ya Deaankk |
 |
Bankir dapet kado uang. Cocok! :D |
 |
Gegara bingung nyari kado, akhirnya dikado pulsa hahaha |
Memang
ketentuan harga sepuluh ribu rupiah agak menyulitkan teman-teman terutama yang
tinggal di Jakarta dan kota besar lainnya. 10 ribu dapat apa? Tapi bagi yang
tinggal di kota kecil macam saya dan beberapa lainnya, bisa lebih gampang
mencari benda senilai harga tersebut. Termasuk CD sepuluh ribu dapat tiga
hahaha!
Namun
apapun kado yang kami dapat, kami hepi sehepi-hepinya. Meski formasi tidak
lengkap karena sebagian tidak bisa hadir, tapi reuni ini setidaknya mengobati
kerinduan kami satu sama lain.
Last
but not least, terima kasih banyak buat Maria, Tya, Ida, Lastri, dan Isti yang
telah menjamu kami dengan sangat istimewa. Telah bikin reuni yang sangat
berkesan. Kalian semua keren –kiss kiss kiss. Terima kasih juga buat para suami
panitia dan keluarganya yang selama dua bulan merelakan perempuan-perempuan
hebat itu sibuk sendiri demi persiapan menyambut kami.
Semoga
kita bisa ketemu lagi di reuni yang akan datang, aamiin.