Assalamu’alaikum,
Sahabat dunia maya.
Apa
kabar?
Semoga
semua diberi kesehatan serta kelancaran menjalankan ibadah puasa tahun ini ya,
aamiin.
Duh,
lama sekali saya nggak nengok rumah maya ini. Bulan Mei lalu benar-benar tak
menyentuh blog sama sekali. Sejak April malah. Karena bulan April hanya ada
satu tulisan yang muncul.
Oh
ya, alasan klasik libur ngeblognya adalah kena sindrom males. Jadi, saya habis
sakit. Lalu keterusan santai dan males buka lepi. Emm, jangan ditiru ya,
Sahabat :D.
Kali
ini saya mau cerita ringan saja. Soal terapi ruqyah syari’ah massal.
Jadi,
awal Mei lalu, ada terapi ruqyah massal gratis di Masjid Agung Ponorogo.
Penyelanggaranya adalah salah satu lembaga infaq di kota kelahiran saya ini. Nah,
tim terapisnya adalah para ustadz dari acara
program Ruqyah di Trans 7.
Awalnya
saya nggak mau datang ke acara tersebut. Karena ayah saya memaksa, jadilah saya
berdua ayah saya berangkat. Bukan apa-apa. Saya ngeri aja kalau ternyata ada
jin nempel di badan saya terus saya bereaksi seperti yang di TV-TV itu.
Ngeri-ngeri sedap bayanginnya, ihicks.
Tapi
di sisi lain, saya juga penasaran. Gimana sih terapi ruqyah itu. Maklum, saya
belum pernah ikut acara seperti ini. Bisa dibilang, ini adalah momen langka di
kota kecil saya.
Akhirnya,
atas nama penasaran plus sedikit takut, saya berangkat juga. Toh, ruqyah bukan
hanya untuk mengusir jin. Tapi juga untuk terapi kesehatan jasmani rohani.
Di
selebaran, acara dimulai jam 7. Sementara kami sampai Masjid Agung jam 8. Ternyata,
baru acara pembukaan.
Peserta
ruqyah massal ini lumayan banyak. Parkir kendaraan sampai meluber hingga jalan
raya.
Sebelum
masuk masjid, kami mendaftarkan diri terlebih dahulu. Setelah mencatat data
diri, kami diberi selebaran lembaga infaq dan satu kantong kresek. Kami juga
dianjurkan membeli air kemasan untuk didoakan nanti.
Saya
sempat kenalan dengan salah satu peserta. Tapi saya lupa namanya *maafkan ya
Mbak cantik hihihi! Dia pernah ikut acara serupa, tapi bukan di sini. Dia juga
cerita bahwa dulu ada jin yang menempel di tubuhnya. Makanya dia ikut lagi,
memastikan nggak ada jin yang mengikutinya. Waduh, serem juga saya denger
cerita si mbak itu.
Selain
untuk terapi gangguan jin, ada juga peserta yang datang untuk terapi penyakit.
Setelah
itu, acara inti dimulai. Dimulai dengan ceramah sang Ustadz tentang ruqyah dll.
Kemudian mulai dibacakan doa-doa dan ayat-ayat Al-Quran yang biasa dipakai
untuk meruqyah orang.
Ternyata,
orang yang kemasukan atau ketempelan jin, ketika diruqyah umumnya akan merasa
mual dan muntah. Oleh Ustadz dipandu untuk mengeluarkan muntahan karena bila
ditelan kembali jinnya merasa senang, karena itu jadi makanan mereka.
Oh,
jadi ini fungsi kantong kresek tadi. Menampung muntahan reaksi dari ruqyah
nanti.
Kanan
kiri saya tengok, beberapa orang mulai bereaksi. Termasuk kenalan baru saya. Dia
mulai mual dan muntah. Tapi Alhamdulillah dia masih bisa menguasai diri. Sebagian
peserta juga bereaksi sama. Sementara, dari arah yang berbeda, ada yang
menangis histeris, bahkan menjerit-jerit. Tim terapis lalu lalang memeriksa dan
membantu peserta yang mulai menunjukkan reaksi.
Tak
lama berselang, ada peserta yang terpaksa dipindah ke samping masjid untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Jujur,
saat melihat peserta yang berontak bahkan ada yang digotong keluar masjid saya
merasa ngeri. Jangan-jangan habis ini giliran saya digotong keluar. Saya terus
komat kamit membaca surat-surat pendek dan doa-doa yang dituntun oleh Ustadz
yang berdiri di depan. Tak terasa air mata saya meleleh. Bukan hanya saya,
hampir semua peserta –terutama perempuan- menangis.
Kami
dipandu untuk bisa meruqyah diri sendiri. Oh ya, doa yang dibaca adalah Al
Fatihah, syahadat, surah Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Nas. Setelah membaca
ayat-ayat tadi, kemudian ditiup ke tangan dan diusapkan ke wajah, tangan, dada
dan punggung. Selain itu juga ditiupkan ke air minum yang kami bawa.
Ustadz
juga terus memotivasi sambil membaca ayat-ayat lain untuk membantu mengeluarkan
jin dair tubuh peserta.
Jam
11 terapi ruqyah di-break untuk persiapan makan dan sholat dhuhur. Saat break
inilah saya sempat melihat beberapa peserta yang mendapat terapi lanjutan
karena jin menempel di tubuh mereka susah dikeluarkan.
Dari
beberapa jin itu, ada yang mengaku muslim. Pintar shalat dan mengaji. Ketika disuruh
ambil wudu, dia malah membaca doa tayamum. Saat diingatkan ustad terapisnya,
dia cengengesan. Kami menahan tawa mendengarnya. Kemudian dia mengerjakan
shalat lama sekali.
Ada
yang jago bahasa Arab. Ada pula yang jago debat. Susah sekali disuruh keluar
dari tubuh salah satu peserta. Tapi Alhamdulillah, beberapa diantara peserta
ini sembuh dan terbebas dari jin sebelum masuk dhuhur.
Setelah
shalat dhuhur, terapi ruqyah massal dilanjutkan. Ustadz yang memimpin ruqyah
berganti. Sang Ustadz bilang bahwa inilah ruqyah yang inti. Yang sebelumnya baru
permulaan saja.
Waduh,
yang permulaan aja sudah banyak yang
bereaksi, bagaimana yang inti nanti, pikir saya.
Benar
saja, di ruqyah inti ini makin banyak jin yang ‘tumbang’. Bahkan ada yang
bereaksi lebih ‘hebat’. Ada seorang peserta laki-laki berguling-guling di
lantai. Entah jin apa yang merasukinya.
Alhamdulillah
saya tidak merasa mual atau muntah. Artinya tidak ada gangguan jin. Awalnya saya
merasa aneh sendiri. Jangan-jangan cuma saya yang begini. Tapi begitu saya
lihat sekeliling saya, memang tidak semua orang diganggu jin.
Sepanjang
terapi ruqyah, Ustadz juga meminta para peserta untuk menyerahkan jimat, buku
primbon atau apapun yang berbau mistik dan berhubungan dengan jin untuk nanti
dimusnahkan oleh tim. Hal ini juga sebagai tanda bahwa peserta benar-benar
taubat dan hanya percaya pada Allah SWT.
Terapi
ruqyah syari’ah massal selesai sebelum masuk waktu asar. Hingga ruqyah
berakhir, masih ada peserta yang belum terbebas dari jin yang mengganggunya. Entah
seberapa kuat jin itu hingga belum mau keluar dari tubuh orang tersebut. Mudah-mudahan
sekarang telah terbebas dari gangguan jin.
Demikian
cerita terapi ruqyah massal yang saya ikuti.
Ada
yang pernah ikut ruqyah juga?
Aku sering lihat terapi ruqyah di televisi... Setelah diruqyah malah bebannya jadi enteng kayaknya..
BalasHapussuamiku pernah ikut waktu SMA mba, dan setelah ruqyah massal dia malah diikutin jin heuheu.. jinnya brisik banget katanya kalo beliau sholat, nendang lemari, ketok-ketok pintu dll.
BalasHapuskatanya salahnya pas ruqyah itu suamiku gak konsen, sangking ramenya, dia jadi kayak kebingungan gitu mba..
tapi alhamdulillah sekarang udah gak ada lagi
Aku pernah dirukyah, tapi ga massal gitu, lupa kapan. Udah cukup lama lah. Alhamdulillah waktu itu sih gapapa.
BalasHapusLamaa nggak liat mbaknya ngeblog lagi. Sekali ngepost ttg ruqyah.
BalasHapusSaya belum pernah liat yang massal mbak. Pengen deh, ikutan. Bisa aja sih, ruqyah diri sendiri, cuma lebih enak ada yang mandu. Kalau diceritain gini, tambah penasaran saya
Belum prnah aku mbak... Antara kepengen dan takut aku mbak... Mbak vhoy, pasca rukyah kerasa bedanya?
BalasHapusPas itu aku ikut, belum mulai ruqyah aja (masih ceramah tentang ruqyah, dan berjeda takbir) aq udah reaksi.
BalasHapusJam 11an pulang,besok paginya aku dengerin ayat ruqyah lewat hp.
Eeeehhhh... Reaksinya lebih parah.
Dari jam 7 sampai dzuhur.
Alhamdulillah, sekarang udah baikan. Gak pusing2 lagi kayak dulu
Saya pernah di rukyah tapi bukan rukyah masal, dan penanganannya beda mbak tidak seperti di TV2 yang suka lebay hahaha.. saya pernah terserang santet karena urusan bisnis, dan juga pernah ditutup jalan jodohnya, tapi alhamdulillah sekarang sudah terlepas dari itu semua, hanya saja harus terus waspada dengan menjaga sholat dan dzikir serta ngaji :) .. kalau ada yang terkena gangguan sihir dan jin, boleh kontak saya, nanti saya antar ke ustad yang membantu saya, .. ini ustadnya lain daripada yang lain, InsyaAllah baik :)
BalasHapusAku ngeri klo liat org dirukyah vhoy, klo kata suami, rukyah itu the last choice. Pokoknya pilihan paling buntut.
BalasHapusinfo sangat bermanfaat
BalasHapusRuqyah syar'iyyah Aswaja
BalasHapusJual Senapan Angin Gejluk Double Power Full Set