Dua bulan ini terakhir ini,
rasa-rasanya ada saja tantangan menulis seputaran pernikahan dan yang berbau
senada. April kemarin ada tantangan dari KEB untuk menulis tentang ibu mertua di Hari Kartini. Sekarang ada giveaway menulis konsep pernikahan impian.
Jangan-jangan ini salah satu tanda kalau jodoh dan hari pernikahan saya sudah
dekat *ihiirrr* (aamiin, semoga diamini pula oleh para malaikat :D)
Pada dasarnya, saya tidak memiliki
konsep pesta pernikahan impian yang apalah-apalah. Sederhana saja. Mengundang
kerabat dan sahabat untuk berbagi kebahagian. Juga berharap mereka ikut
mendoakan agar pernikahan saya nanti penuh berkah serta bisa langgeng sampai
maut memisahkan.
Seperti yang pernah Dedy Corbuzier
bilang di acara Hitam Putih-nya: a beautiful wedding does not mean a
beautiful marriage. Pesta pernikahan yang indah tidak selalu diikuti oleh
pernikahan yang indah juga. Karena yang riil dan paling penting bukan pestanya,
melainkan perjalanan sang pengantin setelah pesta itu sendiri.
Jadi, untuk menikah nanti, saya ingin akad
nikah dan syukuran walimah-nya diadakan di rumah saja. Alasan utamanya adalah
rahasia umum: biar irit :D. Memang tidak persis di dalam rumah, karena pasti
tidak muat. Tetap menyewa tenda, meja, kursi, dan perlengkapan lainnya. Tapi jatuhnya
tetap jauh lebih murah ketimbang ditambah menyewa gedung. Apalagi kalau musim
nikah, kebanyakan gedung sudah jauh-jauh hari dipesan. Kalau diadakan di rumah,
tinggal lapor RT, ijin menggunakan badan jalan yang dipasangi tenda. Beres.
Untuk konsep bajunya, saya punya
impian memakai kebaya syar’i. Mungkin seperti putrinya da’i kondang Aa’ Gym,
atau aktris Oky Setiana Dewi itu ya. Kebanyakan rias manten bajunya kebaya baik
tradisional ataupun modern yang jilbabnya dibentuk sana-sini itu. Bagus memang.
Tapi begitu melihat Mbak Oky nikah dengan jilbabnya yang tetap menutup dada
namun tetap indah dan anggun itu, saya jadi ingin seperti itu. Mudah-mudahan di
kota saya sudah ada perias manten yang punya koleksi kebaya seperti itu atau
setidaknya mirip-mirip lah. Yang penting juga: harganya terjangkau kantong saya
XD.
Bagaimana untuk dekor?
Saya selalu suka dengan dekor dan
pelaminan yang simpel tapi kelihatan elegan dan cantik. Tak perlu banyak pernak
pernik di pelaminan biar pengantinnya tetap yang menjadi perhatian utama :D.
Sedang untuk hidangan para tamu juga
tidak ribet. Karena acara diadakan di rumah, maka hidangannya hasil masakan
sendiri. Kebetulan ada salah satu saudara yang ahli masak untuk hajatan. Jadi tidak
perlu pesan katering yang jatuhnya pasti lebih mahal.
Oh ya, untuk konsep resepsinya saya
ingin semua tamu duduk di kursi. Jadi, para tamu datang kemudian duduk di kursi
yang disediakan dan mengikuti acara hingga selesai. Untuk hidngannya nanti akan
dilayani oleh pramusaji. Kalau istilah orang sini: piring terbang.
Kalau dipikir-pikir, memang acaranya nanti
lebih lama bila dibandingkan dengan ala prasmanan. Tapi dengan konsep ini, saya
ingin lebih menghargai para tamu. Jadi, tamu tidak sekedar datang, salaman sama
pengantin, kemudian makan dan pulang. Tapi mengikuti mereka mengikuti prosesi
dari awal hingga akhir.
Sementara untuk urusan foto dan video,
bisa minta tolong teman yang punya usaha fotografi. Satu lagi yang tidak
ketinggalan: undangan dan sovenir. Untuk undangan, kalau kata teman saya tidak
usah yang terlalu mahal. Desainnya simpel saja. Yang penting maksud dan tujuan
undangan tersampaikan. Untuk sovenirnya, barang yang bisa bermanfaat bagi para
tamu, bukan sekedar pajangan. Gelas atau mangkuk unik, misalnya.
Itu tadi konsep pernikahan impian saya. Simpel bukan? Mudah-muahan segera menjadi kenyataan ^_^. Bagaimana konsep pernikahan impian teman-teman?
**********************
![]() |