Minggu, 15 Februari 2015

JELAJAH EKOWISATA BALI BERSAMA LOMBA BLOG PEGIPEGI



Ada satu rencana liburan yang sudah lama ada di agenda saya. Apa itu? Backpacker-an ke salah satu pulau terindah di Indonesia. Yes! Bali akan menjadi tujuan liburan saya. Sebenarnya tidak sendiri juga. Bareng sahabat saya dan beberapa teman lainnya. Kenapa backpacker-an? Jawabannya utamanya klasik banget: soal budget hehehe! Kalau ikut paket wisata pasti mahal dan terbatas. Nah, dengan backpacker-an, pasti kami bisa lebih berhemat. Pun, kami lebih bisa eksplorasi  keindahan Bali dengan lebih leluasa tanpa tergantung jadwal paket wisata.

Bali menjadi pilihan saya karena beberapa hal. Pertama, saya orang Indonesia tapi belum pernah ke Bali. Padahal, orang luar negeri sudah banyak yang ke sana. *Duh jadi malu :P. Di daerah saya, Bali menjadi tujuan study tour sekolah tingkat atas atau SMA. Jadi sebagian besar teman saya pernah ke sana. Sedang bagi saya yang SMA-nya di sekolah asrama, Bali bukan tujuan wisata kami saat itu. Kedua, Bali menyimpan banyak sekali potensi wisata. Pantai, museum, danau,  budaya, kesemuanya menawarkan keindahan yang tak terbantahkan. 

Tapi ada tempat lain di Bali yang ingin sekali saya lihat. Bukan cuma pantai-pantai yang terkenal itu yang ingin saya datangi. Atau tempat-tempat keren yang sudah tidak asing di telinga wisatawan yang ingin saya jelajahi. 

Nah, info lomba blog Pegipegi yang –yang hadiah utamanya adalah jalan-jalan gratis- sepertinya bisa mewujudkan keinginan saya itu. Dan keinginan itu yang akan saya tulis di blog ini :D. Apakah itu? Yang pertama, saya ingin mengunjungi kampung muslim di Bali. Yang kedua, saya ingin melihat kampung ekowisata mangrove.

Bali terkenal bukan hanya tempat wisatanya yang eksotis. Tapi budaya masyarakatnya yang mayoritas umat Hindu juga menjadi daya tarik para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Ternyata, di balik dominasi umat Hindu di Bali, ada sekelompok umat Islam yang hidup berdampingan dengan umat Hindu. Hubungan mereka cukup baik. Bahkan dikatakan cukup baik. Bila umat Hindu sedang melaksanakan perayaan agamanya, maka umat Islam dengan sigap membantu –terutama dalam segi keamanan dan ketertiban. Begitu juga sebaliknya yang terjadi bila umat Islam sedang merayakan hari besarnya.

Salah satu kampung muslim yang terkenal di Bali adalah Kampung Gelgel. Ini adalah pemukiman muslim pertama di Bali. Terletak di kabupaten Klungkung, sekitar 60 km arah timur Denpasar. Kampung ini bisa dibilang istimewa di Bali. Memiliki aturan tersendiri, terutama mengenai kepala desa yang memimpinnya, haruslah seorang muslim. Selain itu, di Gelgel juga terdapat masjid tertua di Bali. Namanya Masjid Nurul Huda. Dibangun sekitar abad ke -14.

Masjid Nurul Huda, masjid pertama di Bali (sumber: http://www.dream.co.id/)

Tujuan saya mengunjungi tempat istimewa ini, tidak lain dan tidak bukan adalah ingin merasakan atmosfer Islam sebagai minoritas di tengah-tengah mayoritas umat Hindu Bali. Pastinya sensasinya berbeda dibanding suasana umat Islam di daerah saya yang termasuk kaum mayoritas. Dan menurut informasi, pada bulan-bulan tertentu, masyarakat muslim di sana menggelar acara pentas seni “Rodotan” yang biasa dimainkan oleh warga setempat. Akan lebih seru bila saya melihat langsung di tempatnya.

Itu tadi tujuan liburan saya yang pertama. Selanjutnya, saya ingin mengunjungi kampung ekowisata Wanasari. Mumpung masih di Bali, gitu hehehe! Ekowisata Wanasari merupakan kawasan konservasi hutan bakau. Berlokasi di Kabuaten Badung, Bali. Dikelola oleh kelompok nelayan di desa Tuban, kabupaten setempat. Sejauh mata memandang, yang ada adalah hamparan selimut hijau mangrove.

Ekowisata Wanasari (sumber: travel.detik.com)

Mangrove di sini ternyata bukan hanya ditanam. Tapi diolah menjadi berbagai makanan siap konsumsi. Ada coklat mangrove, kripik mangrove, dan lain-lain.

Sunrise di Wanasari (sumber: www.balebengong.net)

Sekedar info, kampung ekowisata Wanasari ini selain menyuguhkan ekowisata konservasi mangrove, juga terdapat budidaya kepiting yang sangat memperhatikan keseimbangan ekosistemnya. Dikatakan demikian, karena dalam sehari kepiting di sana hanya dijual 25 kg saja. Di kampung ekowisata ini, kita bisa menikmati kepiting segar yang diolah dalam berbagai masakan. Salah satunya yang terkenal adalah Kepiting Tol Bergoyang. Dari namanya saja sudah bikin ngiler, apalagi bisa menikmati langsung.  

Bagaimana dengan tempat menginap dan tiket pesawat menuju ke sana?
Di zaman yang serba canggih ini, bukan hal sulit untuk mendapatkan itu semua. Apalagi sekarang sudah ada reservasi hotel dan tiket di http://www.pegipegi.com/. Harga dan kelasnya tinggal pilih mana suka dan klik saja.

Saya jadi tak sabar segera liburan seru bersama @amrazing dan Pegipegi.
Bagaimana dengan Anda?

Sabtu, 14 Februari 2015

LIBURAN SERU DENGAN SEPEDA IMPIAN


Bicara mengenai sepeda, sudah lama sekali saya pengen beli (lagi). Sudah lama pula saya tidak mengayuhnya. Dulu, jaman SMP saya masih punya sepeda. Model cewek. Orang Jawa bilang jemboli. Warnanya ungu. Tapi jarang saya pakai ke sekolah karena lebih sering diantar. Lulus SMP, saya masuk sekolah asrama. Karena tidak ada yang memakai, sepeda pun dihibahkan ke sepupu saya. Praktis setelah itu tidak ada lagi sepeda di rumah saya.

Nah, belakangan ini saya sering lihat serombongan orang yang gowes sepeda gunung berhenti untuk sarapan di warung pecel di depan rumah saya. Biasanya saat weekend. Mereka menjejer sepeda dengan rapi di depan warung. Kok keren sekali ya sepedanya, pikir saya. Saat diamati lebih dekat, sepeda gunung mereka adalah produk merk terkenal. Polygon. Pasti tahu kan?

Ini memang sepeda kualitas super. Bukan cuma desain yang bagus. Performanya juga ciamik. Apalagi untuk melintasi medan sulit macam bukit atau gunung dan jalan bebatuan. Kebetulan jalan raya di depan rumah saya adalah salah satu akses menuju dataran tinggi di kota saya. Sering dilewati para bikers dan juga motor crossers. Nah, para bikers rata-rata sepedanya Polygon.

Ngomong-ngomong soal Polygon, dulu, saya pikir Polygon merupakan sepeda merk keluaran luar negeri. Bukan meremehkan potensi anak negeri sendiri. Tapi, biasanya barang bagus di negara kita harus impor dari negara lain. Sampai suatu hari, saya melihat tayangan di salah satu stasiun TV kita yang menayangkan tentang Polygon beserta pabrik dan sejarahnya. Takjub saya jadinya. Ternyata ini merk lokal to? Pabriknya bahkan di provinsi tempat saya tinggal. Lebih tepat lagi di kota Sidoarjo.  

Gegara melihat tayangan itu, saya jadi punya keinginan untuk memilikinya. Ditambah sering melihat para goweser dengan baju kebesaran bikers serta sepeda kesayangan mereka yang lewat depan rumah saya. Selain bisa buat transportasi sehari-hari, pastinya bisa buat liburan seru dengan kawan-kawan saya yang juga penggemar sepeda. Sekarang masih nabung dulu. Secara harganya juga lumayan buat kantong saya :D.

Rencana saya, kalau sudah punya sepeda nanti, saya akan liburan bareng sahabat saya gowes keliling kota kecil kami. Kami akan mengunjungi tempat-tempat unik di kota kami. Kebetulan kota kelahiran saya banyak situs bersejarah. Seperti makam Batoro Katong, bupati pertama Ponorogo, Masjid Tegalsari yang legendaris itu, dan beberapa situs bersejarah yang baru saja ditemukan oleh ahli arkelogi. Tentu saja wisata kuliner yang selalu kami lakukan selama ini juga harus ada di agenda. Atau sesekali nanti kami ikut rombongan goweser yang suka gowes sepeda ke tempat-tempat tinggi di daerah kami. Pasti seru kan? Bersepeda santai sekaligus ikut mengurangi polusi. Kalau capek di jalan, kami tinggal cari tempat istirahat yang nyaman buat selonjoran.

O iya, berdasarkan referensi dari onlinestore Polygon, ada beberapa pilihan yang bisa saya ambil. Tapi yang paling menarik menurut saya adalah Polygon Cleo Series 3.0. Ini adalah sepeda yang didesain khusus untuk perempuan. Warnanya putih bersih. Ada garis ungu di body-nya yang membuat si Cleo 3.0. ini semakin menawan. Yang jelas, ringan juga andal di segala medan. Harga sepedanya sesuai dengan performa dan spek yang ditawarkan. Mudah-mudahan toko sepeda di kota saya sudah ada yang jual sepeda impian ini.  
 
Sepeda impian saya, Polygon Cleo 3.0. (sumber: di sini)
Semoga saja keinginan saya untuk beli sepeda keren ini segera terwujud supaya rencana liburan saya bersama sepeda impian juga terwujud ^_^. 
 
 
 ----------------------------------------------------------------------------------------------------
 

Selasa, 10 Februari 2015

Bakso Pedes; Solusi Saat Flu


Musim hujan sudah datang. Bulan Januari, seperti biasa, hujan sedang di puncaknya. Ada yang bilang, kepanjangan Januari adalah hujan sehari-hari. Jadi tidak heran, intensitas turun hujan bulan ini sering sekali. Bukan hanya banjir yang mengancam. Penyakit bawaan musim hujan pun ikut meramaikan. Dari penyakit ringan seperti flu, hingga yang kategori berat semisal DBD dan chikungunya.

Penyakit yang gampang menular memang flu. Seperti yang saya alami setiap hujan datang. Sebelumnya, beberapa anggota keluarga saya, seperti om, Ibu, dan sepupu saya, sudah mendapat bagian sakit flu. Sekarang giliran saya.

Ya, saya termasuk orang yang punya imunitas rendah. Gampang sekali tertular bila ada yang sedang flu. Sudah dua hari ini saya merasa tubuh saya kurang fit. Orang Jawa bilang nggreges. Mulut juga mulai pahit. Makanan yang masuk di mulut terasa hambar. Tapi demi menunjang aktifitas yang tidak bisa diliburkan, saya paksakan untuk tetap makan.

Saya termasuk orang yang tidak suka mengkonsumsi obat. Saya susah menelan obat.  Apalagi untuk penyakit ringan macam flu ini. Bilapun minum obat, itu berarti sudah parah dan dari dokter. Pun, bila saya sudah merasa baikan, saya tidak melanjutkan minum obat hingga tuntas meski obat dari dokter masih tersisa. Kalau disuruh memilih, lebih baik saya minum jamu gendong daripada minum obat. Ini juga upaya saya untuk menghindari obat kimia. Lagipula, terlalu sering mengkonsumsi obat juga kurang baik bagi kesehatan, bukan?

Pernah di jaman SMA, saya terkena tipes yang mengharuskan saya di­-opname selama seminggu di rumah sakit dan istirahat di rumah sekitar 2 bulan. Selama di rumah sakit, saya pernah sekali membuang obat yang harus saya konsumsi. Saat itu, keluarga yang menjaga saya di rs sedang keluar. Bandel sekali bukan? Hehehe

Nah, bagaimana bila diserang flu seperti ini?

Saya pernah baca sebuah artikel kesehatan, saat kondisi flu, disarankan untuk mengkonsumsi masakan yang mengandung bawang putih. Sup ayam dan bakso contohnya. Kenapa? Bawang putih ternyata mengandung zat alilin yang bisa meringankan flu dan anti oksidan yang bagus untuk tubuh.

Dan dari dulu, saya suka mensugesti diri sendiri. Bila sakit flu, demam dan semacamnya, obatnya simpel. Bakso pedes dan teh panas. Alhamdulillah berhasil. Dan itu terjadi berulang kali. Seperti juga yang saya lakukan kali ini.

Hari ini, seusai menyelesaikan tugas, saya menuju warung bakso langganan saya di sebelah selatan perempatan STAIN Ponorogo. Warung bakso Pak Ji. Menurut saya, inilah juara bakso di kota saya. Masih pukul 10 pagi. Tapi bangku di warung Pak Ji sudah penuh. Saya pesan 1 porsi bakso untuk dibungkus. Harganya sesuai rasanya; Rp.7.500,-. Dengan kondisi badan yang kurang fit, bukanlah pilihan bijak bila makan di tempat. Takutnya pula, hidung saya meler-meler bereaksi karena kepedesan hehehe!

Segera setelah menerima bakso pesanan, saya langsung meluncur ke rumah menikmati bakso Pak Ji. Sengaja saya beri sambal yang banyak supaya lebih cepat membantu memulihkan raga saya. Cabe juga dipercaya cepat membantu mengobati flu. Rasanya? Mantap dan pedassss. Bikin badan saya jadi berkeringat. Inilah yang saya harapkan. Dengan cepat berkeringat, in shaa Allah badan akan terasa lebih enteng. 

 

Alhamdulillah, setelah menghabiskan seporsi bakso, badan saya lumayan lebih enak. Sekarang, saatnya tea time.

Satu lagi, bila suhu badan terasa tinggi dan tidak mau ke dokter, kadang saya mengkonsumsi Demacolin. Ini tablet paracetamol 500 mg yang rasanya manis. Makanya saya mau minum hehehe! Saya dapat info ini juga dari teman. Bisa didapat di toko obat. Harganya murah. Satu strip @10 butir hanya Rp.3.500,-. Alhamdulillah setelah minum itu, suhu badan bisa turun.
 
Stok Demacolin di rumah


O iya, karena baksonya keburu habis sebelum difoto, saya comotkan dari mbah google gapapa yaa hehehe!

Jadi, bila flu melanda, jangan buru-buru minum obat. Makan bakso pedas saja ya. Selain mengenyangkan, tentu lebih aman hehehe! Semoga lekas sembuh.

Ini cerita saya soal flu dan obatnya. Bagaimana sahabat lainnya? Ada yang punya cara unik lainnya?